kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini sejumlah topik penting yang patut dilirik


Rabu, 25 Juni 2014 / 07:19 WIB
Ini sejumlah topik penting yang patut dilirik
ILUSTRASI. Pemerintah akan merevisi aturan terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Berikut adalah sejumlah topik hangat yang layak Anda simak hari ini:

- Pemerintah serap Rp 8,35 triliun dari lelang SBN

 Lagi, pemerintah menyerap dana melebihi target dalam lelang Surat Berharga Negara (SBN) pada Selasa (24/4). Pemerintah memang sedang mengejar target penerbitan surat utang, menyusul rencana kenaikan APBN-P 2014 sebesar Rp 73 triliun.

Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) melaporkan, pemerintah meraup dana Rp 8,35 triliun, dari total penawaran yang masuk sejumlah Rp 13,8 triliun. Jumlah ini melampaui target indikatif sebesar Rp 8 triliun.

Sebelumnya, pada lelang dua pekan lalu, pemerintah telah menyerap Rp 12 triliun dari penawaran yang masuk Rp 21,63 triliun. Adapun, target yang dipatok Rp 8 triliun.

Ada lima seri yang ditawarkan pada lelang kemarin. Dua seri tenor pendek, yakni SPN 12150403 yang jatuh tempo 3 April 2015, dan SPN 12150611 yang jatuh tempo 11 Juni 2015. Pemerintah hanya memenangkan seri SPN 12150403 senilai Rp 400 miliar, dengan yield rata-rata tertimbang 6,35%. Adapun, tawaran yield yang masuk berkisar 6,3%-6,75%.

Tiga seri lainnya adalah seri acuan, yaitu FR0070 bertenor 10 tahun, FR0071 tenor 15 tahun, dan FR0068 bertenor 20 tahun. Penawaran terbesar masuk untuk seri FR0070 senilai Rp 6,47 triliun, dengan permintaan yield berkisar 8,15%-8,3%. Lalu, pemerintah menyerap FR0070 senilai Rp 4,9 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 8,17%.

- Penguatan IHSG terhambat rupiah

 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat. Selasa (24/6), IHSG naik 0,42% ke 4.862,24. Bursa Asia yang tercermin, indeks MSCI Asia Pacific juga naik 0,2% ke 144,9.

Muhammad Alfatih, analis Samuel Sekuritas mengatakan, dari dalam negeri sentimen negatif masih mewarnai IHSG yakni rupiah melemah dan neraca perdagangan. "Pelemahan rupiah di satu sisi akan menguatkan eksportir, namun di sisi lain menjadi beban importir," kata dia. Yield obligasi yang cenderung naik juga  mendorong penguatan bunga pinjaman.

Sentimen yang akan mempengaruhi IHSG ke depan menurut Alfatih adalah perkembangan harga minyak serta data ekonomi dari Amerika seperti data gross domestic product.

Secara teknikal, analis Batavia Prosperindo Sekuritas, Bernardi Dannadri menyatakan, stochastic mengalami golden cross di area oversold. "Belum ada sinyal bullish karena masih konsolidasi," kata dia. ADX line masih flat dan belum menunjukkan tren yang kuat. MACD berada di area negatif.

- Posisi Wall Street

Bursa AS mengalami tekanan untuk hari ke dua pada transaksi tadi malam (24/6). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 ditutup dengan penurunan 0,6% menjadi 1.949,98. Padahal, pada transaksi pagi, indeks acuan AS ini sempat naik 0,3%.

Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,7% menjadi 16.818,13. Adapun VIX, Chicago Board Options Exchange Volatility Index diketahui melompat 10% menjadi 12,13.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: Exxon Mobil Corp yang turun 1,6%, Pioneer Natural Resources Co anjlok 4,8%, International Exchange Inc terpangkas 4%. Selain itu, penurunan harga juga terlihat pada saham JPMOrgan Chase & Co, Boeing Co, dan United Technologies Corp yang turun setidaknya 1,2%.

Penurunan indeks saham dari level rekor yang tertoreh pada akhir pekan lalu disebabkan karena terjadinya kekerasan di Timur Tengah. Kondisi itu membayangi data positif ekonomi AS.

- Harga CPO mulai menggeliat

Harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) merangkak naik dari level terendah sejak akhir tahun 2013. Selain faktor kenaikan permintaan produk turunan CPO di bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, data pertumbuhan manufaktur China ikut menopang kenaikan harga.

Mengutip Bloomberg, Selasa (24/6) pukul 16:50 WIB, kontrak pengiriman CPO bulan September 2014 di Malaysia Derivatives Exchange (MDE) berada di RM 2.486 per metrik ton naik 0,2%. Selama sepekan harga sudah naik 2,18%.
CPO menguat bertahap setelah menyentuh level terendah pada 11 Juni 2014 di RM 2.377 per metrik ton. Dian Agustina, analis MNC Securities, mengatakan, tren harga CPO mulai berbalik menguat seiring datangnya Ramadan akhir pekan ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×