kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini sejumlah katalis yang akan mempengaruhi harga komoditas batubara


Kamis, 16 Juli 2020 / 20:46 WIB
Ini sejumlah katalis yang akan mempengaruhi harga komoditas batubara
ILUSTRASI. Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Rabu (8/7/2020). Sejumlah katalis siap menyambut harga komoditas batubara.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah katalis siap menyambut harga komoditas batubara. Mulai dari pulihnya aktivitas perekonomian di sejumlah negara hingga revisi UU Minerba akan menjadi penentu harga komoditas emas hitam ini.

Stefanus Darmagiri, analis Danareksa Sekuritas mengatakan, penguatan harga batubara yang baru-baru ini terjadi di China didorong oleh permintaan domestik. Pasca wabah Covid-19 di China, perekonomian negeri Panda tersebut berangsur pulih. Salah satu indikatornya adalah purchasing managers’ index (PMI) yang melonjak menjadi 51,2 pada Juni 2020 dari yang terendah 40,3 pada Februari 2020.

Dengan adanya pemberlakuan pembatasan impor batubara, menutup penambang kecil, dan permintaan listrik yang kuat selama musim panas, kurva harga batubara domestik di China telah berbentuk V sejak Mei 2020 dan mengindikasikan adanya perbaikan.

Baca Juga: ABM Investama (ABMM) yakin bisnis jasa pertambangannya masih tetap stabil

Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan permintaan batubara melunak, yang pada gilirannya menyebabkan harga batubara tertekan. Akibatnya, beberapa eksportir batubara besar diperkirakan akan memangkas panduan produksi. Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI-ICMA) sempat mengatakan para anggotanya berencana untuk memotong produksi batubara sebesar 15%-20% dari target awal 550 juta ton yang ditetapkan oleh pemerintah.

Bahkan di Australia, sebagian besar produksi batubara thermal dianggap tidak menguntungkan karena biaya produksi yang lebih tinggi sedangkan harga batubara sedang melemah. Meskipun harga batubara di China baru-baru ini meningkat dan dapat menyebabkan pelonggaran pembatasan impor batubara, Stefanus meyakini bahwa begitu harga batubara domestik China telah mereda, negara tersebut dapat mengaktifkan kembali pembatasan impor batubara pada semester kedua 2020.

Baca Juga: Terkait rencana akuisisi tambang lain, begini kata Bukit Asam (PTBA)

Menurut Stefanus, pada lima bulan pertama 2020, impor batubara termal Tiongkok melonjak sebesar 21% yoy. “Lebih lanjut, China mungkin berupaya mengurangi penggunaan batubara untuk mengatasi masalah polusi. Selain itu, harapan kuatnya produksi batubara domestik di China akan membatasi kemungkinan naiknya harga batubara,” tulis Stefanus dalam riset, Rabu (15/7).

Sementara itu, dalam risetnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Andy Wibowo Gunawan merevisi asumsi harga batubara global tahun 2020 dan 2021 masing-masing menjadi US$ 65 per ton dan US$ 70 per ton (-7,1% dan -6,7% dari asumsi sebelumnya).

Untuk prospek jangka menengah hingga panjang, Andy menilai bahwa permintaan batubara China masih akan bertahan. Katalis selanjutnya datang dari regulasi pemerintah, yakni Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang  menyetujui revisi UU Batubara dan Mineral 2009 (Minerba).

Baca Juga: Antisipasi ketidakpastian harga batubara, ini yang dilakukan Darma Henwa (DEWA)

“Revisi undang-undang ini bertujuan untuk mengembangkan industri pertambangan hilir Indonesia dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang,” tulis Andy dalam riset.

Andy optimis, China akan mempertahankan harga batubara global pada tingkat yang wajar dalam jangka menengah karena neraca perusahaan batubara China masih dalam posisi utang, sedangkan perusahaan batubara Asia lainnya memiliki neraca yang lebih sehat.

Andy menaikkan rekomendasi di sektor batubara dari netral menjadi overweight, dengan rekomendasi beli untuk saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan target harga Rp 1.260 dan beli saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan target harga Rp 10.150. Sementara itu, Andy merekomendasikan hold saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga Rp 2.100.

Baca Juga: Kontraktor tambang kecil relatif lebih mudah terdampak efek penurunan harga batubara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×