kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   -7.000   -0,46%
  • USD/IDR 15.730   -85,00   -0,54%
  • IDX 7.635   -60,03   -0,78%
  • KOMPAS100 1.181   -8,24   -0,69%
  • LQ45 935   -8,40   -0,89%
  • ISSI 231   -0,36   -0,16%
  • IDX30 482   -4,59   -0,94%
  • IDXHIDIV20 578   -4,42   -0,76%
  • IDX80 134   -0,87   -0,64%
  • IDXV30 141   -0,34   -0,24%
  • IDXQ30 160   -0,84   -0,52%

Ini Sebab Harga Minyak Anjlok Hampir 6% pada Senin (28/10) Malam


Senin, 28 Oktober 2024 / 20:18 WIB
Ini Sebab Harga Minyak Anjlok Hampir 6% pada Senin (28/10) Malam
ILUSTRASI. Harga minyak anjlok lebih dari US$ 4 per barel pada hari Senin (28/10).


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak anjlok lebih dari US$ 4 per barel pada hari Senin (28/10) setelah serangan balasan Israel terhadap Iran pada akhir pekan melewati fasilitas minyak dan nuklir dan tidak mengganggu pasokan energi.

Baik minyak mentah berjangka Brent maupun West Texas Intermediate AS mencapai titik terendah sejak 1 Oktober saat pembukaan perdagangan. Pada pukul 18.30 WIB sore ini, harga minyak Brent turun US$ 4,28 atau 5,6% menjadi US$ 71,77 per barel. Sementara WTI turun US$ 4,25 atau 5,9% menjadi US$ 67,53 per barel.

Indeks acuan naik 4% minggu lalu dalam perdagangan yang fluktuatif karena pasar memperhitungkan ketidakpastian menjelang pemilihan umum AS dan sejauh mana respons Israel yang diharapkan terhadap serangan rudal Iran pada 1 Oktober.

Puluhan jet Israel menyelesaikan tiga gelombang serangan sebelum fajar pada hari Sabtu terhadap pabrik rudal dan lokasi lain di dekat Teheran dan di Iran barat dalam pertukaran terbaru antara kedua rival Timur Tengah tersebut.

Baca Juga: Pasca Israel Serang Iran, kok Harga Minyak Dunia Ambles Lebih dari 4% Hari Ini?

Premi risiko geopolitik yang telah terbentuk dalam harga minyak untuk mengantisipasi serangan Israel telah hilang, kata para analis.

"Tidak diragukan lagi bahwa respons Israel sangat dipengaruhi oleh pemerintahan Biden menjelang pemilihan umum AS," kata John Evans dari pialang minyak PVM seperti dikutip Reuters.

Analis Commonwealth Bank of Australia Vivek Dhar, sementara itu, tidak memperkirakan adanya de-eskalasi konflik yang cepat di Timur Tengah.

"Meskipun Israel memilih respons agresi rendah terhadap Iran, kami ragu bahwa Israel dan proksi Iran (Hamas dan Hizbullah) berada di jalur yang tepat untuk gencatan senjata yang langgeng," katanya dalam sebuah catatan.

Baca Juga: 10 Negara Termiskin di Dunia Tahun 2024 Berdasarkan PDB per Kapita

Citi menurunkan target harga Brent untuk tiga bulan ke depan menjadi US$ 70 per barel dari US$ 74. Dalam sebuah catatan, analis Citi yang dipimpin Max Layton mengatakan prediksi tersebut memperhitungkan premi risiko yang lebih rendah dalam waktu dekat.

"Retorika dari para menteri OPEC+ dalam beberapa minggu mendatang seputar pelonggaran kuota akan menjadi pendorong utama harga, dengan penundaan peningkatan produksi menjadi lebih mungkin terjadi karena prospek fundamental yang lemah dan harga impas yang tinggi yang dibutuhkan oleh sebagian besar anggota kartel," kata analis Panmure Liberum Ashley Kelty.

OPEC+ mempertahankan kebijakan produksi minyak tidak berubah bulan lalu, termasuk rencana untuk mulai meningkatkan produksi mulai Desember. Kelompok tersebut akan bertemu pada 1 Desember menjelang pertemuan penuh OPEC+.

Selanjutnya: Moorlife Kumpulkan 5000 Kantong Darah Serentak di Berbagai Provinsi Seluruh Indonesia

Menarik Dibaca: Peringati Hari Sumpah Pemuda, Menkomdigi Dorong Digitalisasi Bersama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
FREE WEBINAR - Bongkar Strategi Viral Digital Marketing Terbaru 2025 FREE WEBINAR - The Psychology of Selling

[X]
×