Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak anjlok pada hari Selasa karena permintaan China yang lemah mengimbangi gangguan pasokan AS akibat Badai Tropis Francine dan risiko kelebihan pasokan minyak global yang terus membebani pasar.
Mengutip Reuters, Selasa (10/9), harga minyak mentah Brent turun 79 sen, atau 1,1%, menjadi US$ 71,05 per barel pada pukul 09.48 GMT. Harga minyak mentah West Texas Intermediate turun 82 sen, atau 1,2%, menjadi US$ 67,89 per barel.
Kedua benchmark tersebut telah naik sekitar 1% pada hari Senin.
Baca Juga: Konflik Iran-Israel Mengerek Harga Minyak, Subsidi Bisa Bengkak Jadi Rp 600 Triliun
Penjaga Pantai AS memerintahkan penutupan semua operasi di Brownsville dan pelabuhan kecil Texas lainnya pada Senin malam saat Badai Tropis Francine menerjang Teluk Meksiko. Pelabuhan Corpus Christi tetap buka dengan pembatasan.
Badai tropis tersebut diperkirakan akan menguat secara signifikan dan menjadi badai pada hari Selasa, menurut Pusat Badai Nasional (NHC).
Exxon Mobil mengatakan bahwa mereka menghentikan produksi di anjungan produksi lepas pantai Hoover sementara Shell menghentikan operasi pengeboran di dua anjungan. Chevron juga mulai menghentikan produksi minyak dan gas di dua anjungan lepas pantainya.
Namun, tanda-tanda melemahnya permintaan global dan ekspektasi kelebihan pasokan minyak membuat pasar tertekan.
Data China pada hari Senin menunjukkan inflasi konsumen meningkat pada bulan Agustus ke yang tercepat dalam setengah tahun, meskipun permintaan domestik tetap rapuh, dan deflasi harga produsen memburuk.
Baca Juga: Harga Minyak Stabil, Gangguan Pasokan Akibat Badai Mengimbangi Permintaan yang Lemah
Dan sementara data yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan ekspor Tiongkok tumbuh paling cepat dalam hampir 1,5 tahun pada bulan Agustus, impor mengecewakan dengan latar belakang permintaan domestik yang tertekan.
"Pesan dari China sederhana tetapi keras dan bergema di seluruh dunia," kata analis PVM Oil Tamas Varga.
Ia menambahkan bahwa negara tersebut sedang berusaha untuk mendorong pengeluaran dan meningkatkan permintaan yang lesu.
Nantinya, pasar akan mencermati laporan pasar minyak bulanan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Badan Informasi Energi AS juga akan menerbitkan prospek energi jangka pendeknya, dengan prakiraan untuk pasar global dan produksi minyak mentah AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News