kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Ini saran Indocement (INTP) untuk aturan zero ODOL


Jumat, 14 Februari 2020 / 19:01 WIB
Ini saran Indocement (INTP) untuk aturan zero ODOL
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muatan semen untuk dikirim antar pulau di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (7/7). Beban pengangkutan dan transportasi Indocement (INTP) 84% dari total beban penjualan.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perindustrian sepakat untuk tidak menunda pembebasan angkutan truk obesitas atau over dimension over loading (ODOL) pada 2022. Namun, kedua kementerian ini sepakat memberi dispensasi untuk kendaraan pengangkut lima industri komoditas, salah satunya semen.

Antonius Marco, Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menilai, regulasi zero ODOL ini nantinya tidak hanya berpengaruh pada kinerja INTP saja, tetapi juga memberatkan pelaku industri secara keseluruhan. Salah satunya adalah potensi membengkaknya beban distribusi.

Baca Juga: Indocement (INTP) menilai zero ODOL berpotensi naikkan biaya distribusi semen

Untuk itu, Antonius menyarankan pemerintah untuk menunda pelaksanaan aturan ini untuk beberapa tahun ke depan. Sehingga, para emiten semen dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu. Selain itu, akan lebih bijak lagi apabila pemerintah memberi insentif kepada para produsen semen sebagai kompensasi kenaikan beban pengangkutan.

"Seperti misalnya pengurangan tarif pajak untuk beberapa waktu tertentu guna mengompensasi biaya-biaya tambahan atau keuntungan yang tergerus akibat industri melaksanakan aturan ODOL tersebut," ujar Antonius kepada Kontan.co.id.

Melansir laporan keuangan INTP per kuartal III-2019, emiten anggota Indeks Kompas100 ini menanggung beban penjualan hingga Rp 1,96 triliun atau naik 5,3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Ini saran Semen Baturaja (SMBR) untuk pemerintah terkait regulasi zero ODOL

Biaya pengangkutan, bongkar muat, dan transportasi menjadi kontributor terbesar bagi beban penjualan INTP. Tercatat, beban pengangkutan dan transportasi INTP mencapai Rp 1,66 triliun atau 84% dari total beban penjualan.

Tahun ini, INTP menargetkan penjualan semen INTP tumbuh 3%-4% dari tahun lalu yang mencapai 18,1 juta ton. Antonius mengatakan estimasi ini belum memperhitungkan dampak dari regulasi ODOL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×