Reporter: Chindy Puri | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,4% di tahun 2018 mendatang. Analis melihat, pemerintah perlu berupaya keras untuk mencapai target tersebut.
Apalagi, tahun ini pun target pertumbuhan ekonomi diperkirakan meleset. Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Senin (6/11) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III sebesar 5,06%.
Memang, angka tersebut tidak jelek lantaran masih di atas 5%. "Angka yang dirilis BPS berada di bawah ekspektasi," kata Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra.
Pertumbuhan ekonomi tahun depan dia perkirakan akan ditopang perbaikan konsumsi, investasi, dan ekspor.
“Saya berharap, dari sisi konsumsi kembali membaik. Hal ini pasti akan berpengaruh pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), karena jika permintaan jasa dan naik, perusahaan juga akan cukup positif untuk bisa menikmati hasilnya,” papar Adit.
Dia melihat, ada peluang IHSG menikmati kenaikan pertumbuhan ekonomi tahun depan. Prediksi sementara Adit, IHSG bisa menuju level 6.100 - 6.200.
Tahun depan, dia menilai saham blue chip masih menarik untuk di koleksi. Dari sektor perbankan dan telekomunikasi Adit memilih saham BBCA, BBRI, dan TLKM.
Saham infrasturktur dan konstruksi yang menarik untuk dikoleksi seperti SMGR, ADHI, PTPP dan WSKT. Sebab, ia menilai akan jadi momentum yang cukup positif untuk kedepannya karena sesuai dengan proyek pembangunan infrastruktur pemeritah.
Harga komoditas juga terlihat cukup menguat. Hal ini dapat berpengaruh terhadap saham-saham emiten sektor komoditas seperti ADRO, PTBA, dan LSIP.
Adit juga berharap sektor properti akan mengalami perbaikan. “Jadi, saham-saham properti bisa kembali rebound lagi seperti ASRI, BSDE, dan GPRA,” katanya.
Sepanjang tahun 2017, IHSG berhasil menembus level 6.025,43 pada 25 Oktober lalu. Pertumbuhan IHSG secara year to date (ytd) mencapai 14,24%, dan menurut Adit sudah sesuai ekspektasi pasar. Sektor keuangan, konsumsi dan komoditas di Indonesia memberikan kontribusi signifikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News