Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
Namun, jika ternyata PPKM darurat berlangsung dalam periode yang lama, misalnya 2 sampai 3 bulan atau lebih, maka ada risiko menurunnya kualitas aset adan perusahaan perbankan, termasuk BBCA, terpaksa harus menaikkan provisi atau cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang akan berdampak negatif ke kinerja keuangan.
Sucor Sekuritas merevisi perkiraan laba bersih BBCA untuk periode 2021-2022 sebesar 8,1% -7,3%, menjadi masing-masing Rp 28,7 triliun (naik 6%) dan Rp 32 triliun (naik 11%). Estimasi ini memperhitungkan pertumbuhan pinjaman yang lebih lambat dari yang diharapkan dan risiko kualitas aset yang meningkat.
Laba bersih ini juga dengan asumsi pertumbuhan pinjaman sebesar 3%-5% (lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 5%-6%) dan biaya kredit yang lebih tinggi, yakni 1,6% -1,1%.
Dus, Edward menurunkan rekomendasi saham BBCA menjadi hold dengan target harga yang juga dipangkas menjadi Rp 30.500 (dari sebelumnya Rp 39.200).
Edward melihat, dengan naiknya risiko penurunan kualitas aset dan juga pelemahan pertumbuhan kredit tahun ini akan memperlambat pertumbuhan kinerja. “Dengan risiko tersebut, kami melihat upside pergerakan saham BBCA kemungkinan akan terbatas,” pungkas dia.
Selanjutnya: Kinerja IDX BUMN20 masih tertekan, saham-saham ini masih menarik untuk dilirik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News