kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini produk reksadana pasar uang yang unggul di bulan November


Rabu, 04 Desember 2019 / 22:59 WIB
Ini produk reksadana pasar uang yang unggul di bulan November


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pasar uang memang cenderung tumbuh sedikit demi sedikit. Namun, beberapa reksadana pasar uang ini berhasil tumbuh melebihi pertumbuhan rata-rata reksadana pasar uang. 

Berdasarkan data Infovesta Utama hingga akhir November, rata-rata pertumbuhan kinerja reksadana pasar uang dalam sebulan terakhir sebesar 0,47%. Sementara, pertumbuhan sejak awal tahun mencapai 5,34%. 

Baca Juga: OJK hapus nama Ajaib Technologies dari daftar fintech ilegal, ini alasannya

Namun, di periode yang sama kinerja reksadana BNI AM Dana likuid berhasil tumbuh 0,62% dalam sebulan terkahir melebihi pertumbuhan rerata reksadana pasar uang. 

Putut Endro Andanawarih Direktur BNI Asset Management mengatakan dalam mengantisipasi penurunan suku bunga, portofolio dalam reksadana BNI AM Dana likuid diisi oleh lebih banyak porsi pada obligasi korporasi dengan tenor di bawah satu tahun.

Dibanding bunga deposito beberapa bulan terakhir yang cenderung turun seiring penurunan suku bunga, Putut mengkalkulasi net return yang diberikan obligasi korporasi memang lebih tinggi.

Berdasarkan fund fact sheet, per Oktober, reksadana BNI AM Dana likuid mengalokasikan dan investasi sebanyak 51,1% di obligasi dan 46,1% di deposito. Time deposit dengan jangka lebih panjang Putut utamakan untuk mengunci bunga deposito selama suku bunga dalam tren menurun. 

Baca Juga: Kinerja reksadana saham Emco Asset Management tergerus, ada apa?

Dalam memilih deposito, Putut menyaring bank sesuai dengan kualitas fundamental dari bank tersebut. "Kami pilih bank dengan rate terbaik demi kepentingan investor," kata Putut. 

Top 5 efek dalam portofolio reksadana BNI AM Dana likuid adalah Bank Bukopin, Bank BRI Agro, BPD Jabar, BPD Sulel Bar, dan Obligasi dari PT Indosat (ISAT). 

Obligasi yang berasal dari perusahaan di sektor resilient terhadap penurunan kondisi ekonomi  menjadi pilihan utama bagi Putut dalam meracik portofolio reksadana ini. Tentunya, Putut juga mempertimbangkan kualitas fundamental dari perusahaan tersebut. 

Langkah terakhir, Putut akan menimbang besaran aset alokasi antara obligasi dan pasar uang sambil menilai prospek kedua aset tersebut sesuai dengan kondisi pasar. 

Putut menilai di tahun depan, penurunan suku bunga masih terjadi meski jumlah penurunannya tidak sebanyak di tahun ini. Namun, Putut juga memproyeksikan kinerja di obligasi pemerintah membaik.

Oleh karena itu, Putut memproyeksikan reksadana pasar uang tahun depan masih akan mix karena bunga deposito berpotensi menurun diiringi potensi kenaikan harga obligasi. 

Baca Juga: Analis proyeksikan IHSG bisa mencapai level 6.800 pada tahun depan

Produk reksadana pasar uang dari Sucorinvest Asset Management juga unggul. Tercatat reksadana Sucorinvest Money Market Fund tumbuh 0,57% secara bulanan dan reksadana Sucorinvest Sharia Money Market Fund tumbuh 0,56% secara bulanan. Sejak awal tahun masing-masing reksadana tersebut tumbuh 7,17% dan 6,69%. 

Presiden Direktur Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana mengatakan racikan portofolio reksadana pasar uangnya berada besar di obligasi korporasi dengan tenor kurang dari satu tahun. 

Berdasarkan fund fact sheet per Oktober, reksadana Sucorinvest Sharia Money Market Fund mengalokasikan aset sebesar 62,14% di obligasi dan 37,86% di deposito. 

Alokasi efek terbesar reksadana Sucorinvest Sharia Money Market Fund berada di deposito bank Bukopin Syariah, Bank BTN Syariah, sukuk PT Adira Dinamika Multifinance (ADMF), sukuk PT Indosat (ISAT), dan sukuk PT XL Axiata Tbk (EXCL). 

Sedangkan, Sucorinvest Money Market Fund mengalokasikan aset sebesar 59,98% di obligasi dan 40,02% di deposito. Alokasi efek terbesar reksadana ini berada di deposito bank BPD Jateng, BPD Sumut, Bank Mandiri Taspen, Obligasi PT Bank Tabungan Negara (BBTN), dan Obligasi PT Waskita Karya (WSKT). 

Baca Juga: Saat IHSG terkoreksi, reksadana Pinnacle Indonesia Sharia Equity Fund tumbuh 9%

Jemmy mengatakan lebih banyak mengambil deposito di bank buku II dan III. Selain itu, pertimbangan pemilihan bank dilakukan dengan metode scoring dan menganalisis fundamental bank tersebut berdasarkan laporan keuangannya. 

Di semester I 2020, Jemmy memproyeksikan suku bunga berpotensi turun dengan begitu bisa mempengaruhi imbal hasil reksadana pasar uang jadi ikut turun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×