Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi
Obligasi yang berasal dari perusahaan di sektor resilient terhadap penurunan kondisi ekonomi menjadi pilihan utama bagi Putut dalam meracik portofolio reksadana ini. Tentunya, Putut juga mempertimbangkan kualitas fundamental dari perusahaan tersebut.
Langkah terakhir, Putut akan menimbang besaran aset alokasi antara obligasi dan pasar uang sambil menilai prospek kedua aset tersebut sesuai dengan kondisi pasar.
Putut menilai di tahun depan, penurunan suku bunga masih terjadi meski jumlah penurunannya tidak sebanyak di tahun ini. Namun, Putut juga memproyeksikan kinerja di obligasi pemerintah membaik.
Oleh karena itu, Putut memproyeksikan reksadana pasar uang tahun depan masih akan mix karena bunga deposito berpotensi menurun diiringi potensi kenaikan harga obligasi.
Baca Juga: Analis proyeksikan IHSG bisa mencapai level 6.800 pada tahun depan
Produk reksadana pasar uang dari Sucorinvest Asset Management juga unggul. Tercatat reksadana Sucorinvest Money Market Fund tumbuh 0,57% secara bulanan dan reksadana Sucorinvest Sharia Money Market Fund tumbuh 0,56% secara bulanan. Sejak awal tahun masing-masing reksadana tersebut tumbuh 7,17% dan 6,69%.
Presiden Direktur Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana mengatakan racikan portofolio reksadana pasar uangnya berada besar di obligasi korporasi dengan tenor kurang dari satu tahun.
Berdasarkan fund fact sheet per Oktober, reksadana Sucorinvest Sharia Money Market Fund mengalokasikan aset sebesar 62,14% di obligasi dan 37,86% di deposito.