kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab pendapatan Tempo Inti Media (TMPO) merosot tahun 2020


Selasa, 27 April 2021 / 19:28 WIB
Ini penyebab pendapatan Tempo Inti Media (TMPO) merosot tahun 2020
ILUSTRASI. PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO)


Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Tempo Inti Media Tbk (TMPO) mengalami kondisi yang cukup berat di tahun 2020. Pandemi korona yang merebak di Indonesia sejak tahun lalu, sontak berdampak terhadap merosotnya kinerja perseroan di tahun lalu. 

Tempo mencatatkan pendapatan sebesar Rp 191,64 miliar di sepanjang 2020. Perolehan tersebut menurun 37,20% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019 yang mencapai Rp 305,17 miliar.

Direktur Tempo Inti Media, Meiky Sofyansyah, mengatakan, dampak negatif pandemi yang kian meluas berdampak buruk terhadap kemampuan mitra-mitra kerja Tempo. Alhasil, kemampuan para mitra kerja Tempo dalam memenuhi kewajiban kepada Tempo ikut menurun drastis. Dampaknya, piutang usaha Tempo di tahun 2020 pun semakin meningkat.

"Kolektabilitas piutang-piutang lama perseroan, yang tahun lalu masih bisa ditagih praktis tidak “bergerak” lagi sejak wabah merebak," ungkap Meiky dalam Paparan Publik Virtual, Selasa (27/4). 

Baca Juga: Ada Pembebasan PPN Impor Kertas, Saham MNCN Dijagokan, Saham INKP Tetap Layak Dibeli

Meiky berujar, penurunan kinerja paling besar terjadi pada basis utama bisnis Tempo, yakni industri media cetak. Pandemi yang mulai merebak sejak awal tahun lalu, membuat pendapatan iklan Tempo merosot tajam. Hal itu lantaran sirkulasi yang menurun drastis, tepat setelah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tanah air. 

"Penurunan paling besar dikontribusikan pendapatan barang cetakan sebesar 48,15% dibandingkan 2019. Majalah dan iklan Majalah turun 31,49%, Koran dan iklan Koran 10,96%, penjualan kertas 5,17%," ujarnya. 

Dia menambahkan, dampak dari penyebaran virus korona membuat para pembaca enggan bersentuhan dengan majalah atau koran cetak yang dikirim ke rumah-rumah. Barang cetakan, dianggap sebagai medium masuknya virus ke dalam rumah. Hal ini berdampak pada menyusutnya pendapatan para penerbit.

Sejumlah media bahkan terpaksa harus menutup usahanya sebagai akibat tekanan yang berlanjut ke bulan-bulan berikutnya. Menyusutnya pendapatan pada bisnis barang cetakan, diiringi dengan penurunan kinerja dari lini bisnis Tempo yang lain. Seperti misalnya produk digital yang menurun 4,19%, jasa penyelenggara acara tercatat turun 1,66%, serta kanal video yang mengalami penurunan sebesar 1,14%.

"Tapi ada kenaikan jasa rumah kreatif sebesar Rp 4,2 Miliar dibandingkan tahun sebelumnya," sebut Meiky. 

 

Baca Juga: Gagal bayar kupon obligasi, Pefindo turunkan rating Tiphone Mobile Indonesia

Namun demikian, diakui Meiky, Tempo telah melakukan sejumlah upaya untuk mengendalikan biaya di berbagai pos beban. Buktinya, beban pokok pendapatan menyusut 31% yoy menjadi Rp 134,97 miliar di sepanjang tahun 2020. Pada periode yang sama di tahun 2019, beban pokok pendapatan Tempo mencapai 195,62 miliar. 

Beban umum dan administrasi juga ikut mengalami penurunan sebesar 16,85% yoy dari semula Rp 61,72 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 51,32 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.  

Selain itu, beban pemasaran dan penjualan tercatat menurun 13,23% yoy dari Rp 41,04 miliar di tahun 2019 menjadi Rp 35,61 miliar di periode yang sama tahun lalu. 

Baca Juga: Mantan Mentan menggugat Majalah Tempo Rp 100 miliar, ini cerita lengkapnya

Dengan demikian, Tempo mencatatkan rugi usaha sebesar Rp 36,09 miliar di tahun 2020. Padahal, di tahun sebelumnya Tempo masih meraih laba usaha sebesar Rp 11,73 miliar. 

Tempo pun menderita rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 38,10 miliar di tahun 2020. Berbanding terbalik dengan capaian Tempo di tahun 2019 yang masih mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,10 miliar. 

Meskipun lini bisnisnya cukup tertampar oleh pandemi di tahun lalu, Meiky bilang Tempo sigap dalam menjalankan sejumlah langkah strategis untuk melewati masa krisis tersebut. Langkah yang diambil di antaranya, melakukan efisiensi serta penyesuaian dan pengembangan di lini produk digital. 

"Protokol melewati krisis yang disusun direksi perseroan dan dilaksanakan bersama seluruh karyawan di se

mua unit bisnis, berupaya mengimbangi penurunan pendapatan iklan dan sirkulasi dengan langkah efisiensi serta penyesuaian dan pengembangan produk digital," pungkasnya. 

Selanjutnya: KPK tahan mantan Presdir Lippo Cikarang Bartholomeus Toto atas kasus Meikarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×