Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Selain itu, penurunan pendapatan juga disebabkan oleh Turn Around Maintenance (TAM) yang memakan waktu sekitar 55 hari. “Ini dimulai awal Agustus, sekarang sudah akan selesai,” ujar Allan Alcazar selaku Investor Relations BRPT.
Akan tetapi, penurunan kinerja sepanjang semester pertama 2019 telah diprediksi dan diantisipasi oleh BRPT. Di sisi lain, BRPT berhasil menekan beban pokok pendapatan dan beban langsung sebesar 12% menjadi US$ 973,43 juta.
Baca Juga: Setelah turun empat hari berturut-turut, IHSG akhirnya naik 0,14% ke 6.146
Penurunan beban pokok pendapatan ini diakibatkan oleh turunnya bahan baku bisnis petrokimia, terutama harga Naphtha. Meski demikian, turunnya harga bahan baku tidak lantas menaikkan margin keuntungan produk petrokimia.
Sebaliknya, margin produk petrokimia di pasar global ikut turun. Hal ini tidak lepas dari efek perang dagang antara Amerika dengan China yang berimbas ke produk petrokimia.
Permintaan produk petrokimia tercatat turun, di sisi lain pasokan (supply) produk petrokimia semakin bertambah. Namun, BRPT tetap optimis kinerjanya dapat terpacu di sisa tahun 2019.
Sebab, TPIA yang merupakan anak usaha BRPT akan segera meresmikan dua proyek baru, yakni New Polyethylene (New PE) dan pabrik baru polypropylene. Lebih jauh, BRPT juga berencana untuk menambah produksi panas bumi Star Energy dalam 10 tahun mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News