kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini penyebab kinerja Barito Pacific (BRPT) tertekan hingga kuartal III-2019


Kamis, 26 Desember 2019 / 18:01 WIB
Ini penyebab kinerja Barito Pacific (BRPT) tertekan hingga kuartal III-2019
ILUSTRASI. Geothermal Star Energy --- Pekerja melakukan pemeriksaan rutin jaringan instalasi pipa di wilayah pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Salak yang berkapasitas 377 megawatt (MW) milik Star Energy Geothermal di Sukabumi, Jawa Barat (4/4). Pendapatan


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$ 1,77 miliar pada kuartal ketiga 2019. Realisasi ini turun 24,8% dibandingkan dengan pendapatan bersih periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 2,35 miliar.

Investor Relations Barito Pacific Allan Alcazar mengatakan, turunnya pendapatan bersih BRPT hingga kuartal III 2019 tidak lepas dari turunnya harga jual rata-rata atau average selling prices (ASP) untuk semua produk petrokimia, terutama ethylene dan polyethylene.

Baca Juga: Raup pendapatan US$ 1,77 miliar, laba Barito Pacific (BRPT) turun 78% di kuartal III

Turunnya harga, lanjut Allan, menyebabkan margin dari produk petrokimia menjadi moderat. “Margin petrokimia memang masih moderat karena memang rata-rata harga globalnya masih turun,” ujar Allan, Kamis (26/12).

Lebih rinci, pendapatan dari segmen bisnis petrokimia yang berasal dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) turun 29,3% menjadi US$ 1,38 miliar pada kuartal III-2019.Selain akibat tertekannya harga produk petrokimia, turunnya pendapatan dari segmen petrokimia juga disebabkan oleh aktivitas pemeliharaan atau turn around maintenance (TAM) selama 51 hari yang dilakukan pada Agustus hingga September 2019.

Baca Juga: Siapkan Belanja Modal US$ 430 Juta, Ini yang akan Dilakukan Chandra Asri (TPIA)

Akibatnya, secara volume penjualan BRPT juga tertekan 14% menjadi 1.394 KT pada kuartal III 2019. Padahal, pada kuartal III 2018, BRPT mampu menjual sebanyak 1.619 KT.

Selain itu, pendapatan dari lini bisnis panas bumi (geothermal) yang disumbang oleh Star Energy juga turun. Pendapatan Star Energy hingga akhir kuartal III-2019 sebesar US$ 378 juta atau turun 3,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 yang mencapai US$ 391 juta.

Penurunan pendapatan ini disebabkan oleh aliran uap yang lebih rendah dari pembangkit Salak dan aliran listrik yang lebih rendah dari Darajat dan Wayang Windu Unit 1. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pemeliharaan Darajat dan Wayang Windu.

Namun, penurunan kinerja Star Energy tidak sebesar penurunan lini bisnis petrokimia sehingga mampu menopang margin EBITDA konsolidasi BRPT di level 25%. Secara konsolidasi, EBITDA Barito Group mencapai US$ 450 juta atau menurun 29,5% dari sebelumnya US$ 638 juta pada kuartal III-2018.

Beban pokok pendapatan dan beban langsung BRPT turun 23,1% menjadi US$ 1,305 miliar. Allan mengatakan, turunnya beban pokok pendapatan ini utamanya disebabkan oleh turunnya harga naphtha.

Baca Juga: Rights issue Chandra Asri Petrochemical (TPIA) untuk mega proyek CAP 2

Harga naphtha pada kuartal III-2019 sebesar US$ 543 per ton atau turun sekitar 16% dari yang sebelumnya US$ 646 per ton pada kuartal III-2018. Penurunan ini disebabkan oleh harga minyak mentah Brent yang turun sebesar 11% secara year-on-year.

Selain itu, beban keuangan BRPT juga tercatat turun. Tercatat, per kuartal III 2019 beban keuangan BRPT mencapai US$ 142,09 juta. Jumlah ini turun 10,8% dibandingkan dengan beban keuangan pada periode yang sama tahun lalu. “Penurunan beban keuangan karena Star Energy terus membayar pokok utang,” lanjut Allan.

Baca Juga: Barito Pacific Menata Ulang Portofolio Utang

Sementara itu, ekspansi yang dilakukan oleh BRPT berjalan sesuai rencana ditandai dengan selesainya proyek pabrik polyethylene berkapasitas 400 KTA dan polypropylene debottlenecking dengan kapasitas 110 KTA.

Namun, Allan masih enggan menyebutkan target kinerja BRPT untuk tahun depan. Sebab, harga jual produk petrokimia masih bergantung pada kondisi global salah satunya perang dagang Amerika Serikat-China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×