kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,20   6,85   0.74%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Penyebab Kerugian US$ 11,1 Juta Chandra Asri (TPIA) di Kuartal Pertama 2022


Kamis, 28 April 2022 / 15:50 WIB
Ini Penyebab Kerugian US$ 11,1 Juta Chandra Asri (TPIA) di Kuartal Pertama 2022
ILUSTRASI. Pendapatan Chandra Asri (TPIA) naik 13,3% menjadi US$ 677,7 juta pada kuartal pertama 2022.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) membukukan kerugian bersih sepanjang tiga bulan pertama 2022. Padahal, emiten produsen petrokimia ini berhasil meningkatkan kinerja top line di kuartal pertama.

Mengacu pada laporan keuangan, Kamis (28/4), TPIA membukukan pendapatan bersih senilai US$ 677,7 juta. Pendapatan ini naik 13,3% dari pendapatan bersih di kuartal pertama 2021 sebesar US$ 598,4 juta.

Menurut manajemen, pendapatan bersih yang meningkat 13,3% secara tahunan ini sebagai akibat dari harga jual rata-rata yang lebih tinggi di semua produk. Hal ini dibarengi dengan volume penjualan yang sedikit lebih rendah di kuartal pertama 2022 yakni 528 kilo ton (KT) dari sebelumnya sebesar 539 KT di kuartal pertama 2021.

Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) Kantongi Pendapatan US$ 677,7 Juta Sepanjang Kuartal I-2022

Meski pendapatan naik, beban pokok pendapatan TPIA juga meningkat 45% yoy menjadi US$ 652,7 juta dari sebelumnya US$ 450,8 juta. Kenaikan beban ini sebagian besar disebabkan oleh rata-rata harga bahan baku yang lebih tinggi

Harga naphtha naik menjadi US$ 856 per ton dibandingkan dengan rata-rata pada kuartal pertama 2021 sebesar US$ 534 per ton. Naiknya harga naphtha dilatarbelakangi oleh kenaikan harga minyak mentah Brent selama kuartal pertama 2022 sebesar 66%, dengan realisasi rata-rata harga US$ 101 per barel,  berbanding US$ 61 per barel di periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, margin petrokimia yang lebih ketat dan lingkungan makro yang menantang mengakibatkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi TPIA turun menjadi US$ 24,1 juta dari sebelumnya mencapai US$ 146,7 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Barito (BRPT) yang Disokong Geothermal dan Bisnis Plastik

Sebagai hasilnya, selama kuartal pertama 2022, TPIA mencatat rugi bersih periode berjalan senilai US$ 11,11 juta. Posisi ini berbanding terbalik dari kinerja TPIA di kuartal pertama 2021 yang membukukan laba bersih hingga US$ 84,38 juta.

Suryandi, Direktur SDM dan Urusan Korporat Chandra Asri menilai, kinerja selama kuartal pertama 2022 sebagian besar dipengaruhi oleh perang Rusia-Ukraina. Ketegangan geopolitik memicu harga minyak mentah melonjak hingga lebih dari US$ 100 per barel, dimana 25% lebih tinggi secara kuartalan dan sekitar 66% lebih tinggi secara tahunan.

“Permintaan yang melemah di China karena lockdown Covid-19 juga menyebabkan pengetatan spread petrokimia, terutama untuk polyolefins,” terang Suryandi, Kamis (28/4).

Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) Meluncurkan Resin untuk Bahan Baku Pembuatan Alat Suntik

Ke depan, anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini akan terus berfokus dalam mewujudkan tiga strategi utamanya, yaitu pertumbuhan transformasional melalui proyek Chandra Asri Perkasa (CAP) 2, Keberlanjutan & faktor ESG, serta transformasi digital.

“Kami akan terus mempertahankan disiplin modal dengan kerangka kerja stage-gated untuk proyek CAP 2, seiring dengan progres kami dengan pragmatisme kehati-hatian yang seimbang mengingat volatilitas harga komoditas,” kata dia.

Adapun per kuartal pertama 2022, TPIA telah menghabiskan belanja modal sebesar US$ 35,1 juta, naik 688% dari serapan belanja modal di periode yang sama tahun lalu yang hanya US$ 4,5 jutra. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×