Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mendapati asetnya sudah turun banyak, salah satu mantan klien PT Jouska Finansial Indonesia mengaku merugi hingga puluhan juta. Bahkan, klien tersebut mengaku tidak bisa mengakses akun Rekening Dana Investasi (RDI) miliknya.
"Sejak menyepakati kontrak, saya tidak bisa menggunakan akun (RDI) saya, dan akses baru diberikan setelah meminta dan ternyata sudah loss banyak. Sell dan buy saham-pun tidak ada konfirmasi lebih dulu ke saya," kata klien Jouska yakni Yakobus Alvin saat dikonfirmasi Kontan, Rabu (22/7).
Baca Juga: Pekan depan, Satgas Waspada Investasi akan panggil Jouska Finansial Indonesia
Berawal dari booming-nya financial adviser Jouska di beberapa media sosial, Alvin pun memutuskan untuk menjadi klien Jouska dari 2018 hingga 2019. Dana awal yang dia tempatkan kala itu sebanyak Rp 65 juta hasil dari kerjanya sebagai dokter internship. Dari foto yang ditunjukkan, diketahui bahwa aset Alvin ditempatkan di beberapa seperti PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR).
Niatan awal bergabung dengan Jouska karena ingin berinvestasi rutin di pasar saham lewat bantuan ahli dan saat ini Alvin belum memahami trading saham. Namun faktanya Alvin merugi dan kehilangan asetnya hingga Rp 35 juta di Oktober 2019, bahkan dia mengaku kesulitan untuk mengakses akun RDI miliknya.
Sementara itu, Founder sekaligus CEO Jouska Indonesia Aakar Abyasa Fidzuna menegaskan bahwa sebagai independen financial adviser Jouska berperan memberikan masukkan dan saran finansial sesuai dengan kondisi dan tujuan finansial setiap klien dengan tetap mengutamakan analisis tren ekonomi secara global, makro, dan industri adalah tanggung jawab utama seorang konsultan keuangan.
Sebagai perusahaan perencanaan keuangan independen yang berdiri sejak 2017, ruang lingkup pekerjaan Jouska meliputi pemberi nasihat dan/atau saran terkait perencanaan keuangan termasuk edukasi investasi pada produk yang secara hukum telah terdaftar di OJK, seperti surat utang maupun saham.
Baca Juga: Investor asing masih terus keluar dari pasar saham, sampai kapan?
Bahkan, Dalam melakukan setiap edukasi, para nasabah atau klien dibekali dengan pengetahuan mulai dari analisis ekonomi global dan domestik, analisis industri, analisis laporan keuangan, dan analisis manajemen perusahaan, analisa risiko, serta pengaplikasiannya dalam keputusan finansial. Berdasarkan kontrak yang telah disepakati kedua belah pihak, setiap klien mempunyai hak untuk mengikuti atau menolak setiap saran yang diberikan.
Aakar menambahkan, untuk memulai berinvestasi saham, individu harus memiliki akun saham dan RDI (rekening dana investasi) atas nama pribadi pada salah satu sekuritas. Penggunaan nama pribadi berarti memberikan akses penuh atas penggunaan akun tersebut.
"Klien tidak hanya diberikan edukasi, melainkan evaluasi atas keadaan keuangan serta kinerja portofolio investasi baik dalam bentuk surat utang maupun saham," ungkap Aakar dalam keterangan resminya kepada Kontan, Rabu (22/7).
Baca Juga: IHSG ramai sentimen hingga akhir tahun, investor bisa cicil beli saham sektor ini
Menariknya, dalam surat kontrak milik salah seorang klien Jouska tercantum keterangan bahwa financial advisor tersebut dapat mengelola dana yang ada di RDI klien dan membantu proses transaksinya (jual dan beli). Ada juga keterangan bahwa Jouska juga melakukan pengawasan dan monitoring investasi secara berkala.
Adapun penawaran biaya perencana keuangan dibagi dalam dua kategori, yakni Rp 5,3 juta dan Rp 16,3 juta untuk waktu kontrak satu tahun. Bahkan, untuk hasil manajemen investasi saham klien akan dikenakan advisory fee jika membukukan profit dengan besaran beragam mulai dari 10% hingga 60% dari nett profit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News