Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pergerakan harga obligasi PT Siantar Top di pasar sekunder diprediksi tidak terlalu atraktif. Desmon Silitonga, analis Millenium Danatama Asset Management mengatakan, kondisi iyu dipicu perilaku investor yang cenderung menggenggam obligasi hingga jatuh tempo.
"Selain itu, size penerbitan juga tidak terlalu besar. Sehingga kenaikan harga kemungkinan akan sedikit di atas par," kata Desmon, Jakarta, Kamis (10/4). Siantar Top mencatatkan obligasi berkelanjutan tahap I senilai Rp 250 miliar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Obligasi itu diterbitkan dalam dua seri. Yakni, seri A senilai Rp 35 miliar bertenor satu tahun dengan kupon 10% per tahun. Serta, seri B senilai Rp 215 miliar bertenor tiga tahun dengan kupon 11,4% per tahun.
Menurut Desmon, tingginya kupon yang ditawarkan mengakibatkan investor enggan melepas kepemilikannya. Sejumlah investor yang melirik instrumen ini diantaranya investor dana pensiun, asuransi dan manajer investasi.
"Investor- investor institusi akan mencari bond yang dapat menawarkan kupon tinggi. Apalagi di tengah tren suku bunga yang masih relatif tinggi," kata dia.
Laporan transaksi over the counter (BEI), Kamis (10/4) menunjukkan obligasi berkelanjutan tahap I seri B Siantar Top menempati peringkat 10 di jajaran obligasi korporasi dengan transaksi teraktif. Instrumen ini ditransaksikan di harga 100.000.
Pasca diterbitkan, surat utang tersebut sempat menempati posisi teratas pada perdagangan Selasa (8/4). Data BEI menunjukkan volume transaksi obligasi berkelanjutan Siantar Top tahap I seri B mencapai Rp192 miliar.
Posisi selanjutnya ditempati oleh obligasi Surya Semesta Internusa I tahun 2012 Seri B dengan volume transaksi Rp110 miliar. Adapun obligasi I AKR Corporindo tahun 2012 seri A menempati urutan selanjutnya dengan volume transaksi Rp100 miliar.
Volume transaksi obligasi korporasi Selasa lalu tercatat naik 53,28% menjadi Rp685,71 miliar dibandingkan dengan transaksi sebelumnya Rp685,71 miliar. Jumlah tersebut juga di atas rata-rata transaksi harian sebesar Rp608,37 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News