Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
Optimisme tersebut didorong juga dengan harga komoditas yang tinggi dan IPO dari perusahaan new economy yang diyakini akan memberikan sentimen positif buat pasar modal. Meskipun, ketidakpastian pandemi Covid-19 tetap masih bisa menghantui.
“Tantangan terbesar bagi industri kita di tahun 2022 adalah kemungkinan adanya gelombang ketiga pandemi Covid-19,” jelas Antony.
Tak hanya Trimegah Asset Management, ada juga PT Henan Putihrai Asset Management (HPAM) yang juga mengalami pertumbuhan hingga 30,64% yoy dengan nilai sebesar Rp 6,78 triliun. Capaian tersebut meningkatkan posisi HPAM masuk dalam 20 besar MI dengan AUM terbesar.
Baca Juga: Manajer Investasi Optimistis Dana Kelolaan Tetap Naik Tahun Ini
Head of Business Development Division HPAM, Reza Fahmi, bilang pertumbuhan AUM tersebut dipengaruhi oleh produk HPAM yang juga tumbuh terutama di produk pasar uang. Menurutnya, produk pasar uang HPAM memiliki return sebesar 5.1% dan termasuk yang tertinggi berdasarkan data Infovesta.
Selain itu, Reza juga berpendapat bahwa tahun ini merupakan tahun recovery untuk pasar modal dengan proyeksi IHSG dalam area bear pada rentang 5.800-6.400 dan bull pada rentang 7.200-8.100.
“Reksadana saham masih akan menjadi produk unggulan kami dengan proyeksi pertumbuhan mencapai hingga 10%-12% dalam satu tahunnya,” jelas Reza.
Adapun, strategi perusahaan dalam tahun ini adalah memilih saham saham bigcap seperti BBRI, BBCA, dan BMRI. Ditambah beberapa saham yang memiliki karakter alpha seeker dengan memanfaatkan momentum agar performance return tetap bisa melampaui IHSG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News