Reporter: Benedicta Prima | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi kontrak baru yang didapat PT Acset Indonusa Tbk (ACST) sebesar Rp 140 miliar. Kondisi ini jauh lebih baik ketimbang semester I-2020. Kala itu, ACST hanya mencatatkan realisasi kontrak baru sebanyak Rp 1 miliar.
Sekretaris Perusahaan Acset Indonusa Maria Cesilia Hapsari menjelaskan, hingga saat ini Acset telah mencatatkan perolehan kontrak baru dari pembangunan fondasi Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal dan fondasi Menara BRI Medan.
Keduanya dioperasikan oleh anak usaha Acset Indonusa yang terspesialisasi di bidang fondasi yaitu Acset Pondasi Indonusa. Selain itu, Acset juga mendapatkan kontrak pekerjaan sipil Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) Besai Kemu, Lampung.
Di tahun 2021, Maria tidak merinci target kontrak baru. Hanya saja, dia menjelaskan, Acset akan berupaya untuk mendapatkan proyek-proyek baru secara selektif dan memastikan bahwa proyek tersebut sesuai dengan kemampuan dan kapasitas operasional.
"Acset masih akan tetap fokus mencari peluang pada tiga lini bisnis utamanya, yakni fondasi, struktur dan infrastruktur. Kami juga selalu memperkaya keahlian kami dalam ketiga bidang usaha tersebut dengan diversifikasi," kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (2/3).
Baca Juga: Acset Indonusa (ACST) sebut kinerja 2020 sesuai ekspektasi di tengah pandemi Covid-19
Strategi yang dilakukan Acset dalam menjalankan fokus tersebut diantaranya mengutamakan prinsip safety dan quality sebagai prinsip utama kerja, melakukan perbaikan berkelanjutan untuk mencapai operational excellence, dan pemanfaatan teknologi engineering untuk meningkatkan efisiensi.
Kemudian aktif mencari peluang dengan mengutamakan kesesuaian kompetensi, memperkuat aliansi dengan mitra strategis, dan proaktif memperkaya keahlian guna menyediakan jasa konstruksi terintegrasi.
Tahun ini, Acset melihat bahwa masih terdapat beberapa gejolak yang menimbulkan ketidakpastian di industri melihat kondisi perekonomian Indonesia yang mengalami resesi di tahun 2020. Namun, Acset tetap optimis dalam melihat seluruh peluang yang terbentang.
"Kerugian mungkin masih dapat bertambah mengingat faktor-faktor penyebab kerugian yang kami sampaikan sebelumnya masih bisa terjadi, namun demikian kami terus berupaya untuk memperbaiki kinerja," jelas dia.
Di sisi lain, Maria masih enggan menjelaskan mengenai anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex). Dia menjelaskan, dalam Grup Acset, manajemen mencoba untuk melengkapi value chain yang ada melalui anak perusahaan yang bergerak di bidang rental alat berat, jasa formwork/bekisting, rental passenger hoist dan tower crane, maupun entitas asosiasi yang menyediakan jasa concrete pumping.
"Capex akan digunakan untuk menambah dan mengganti alat produksi Acset yang sudah habis masa pakainya," pungkas dia.
Selanjutnya: Acset Indonusa (ACST) mengantongi pendapatan Rp 1,2 triliun sepanjang 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News