Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mencatatkan volume penjualan sebesar 14,8 juta ton sepanjang sembilan bulan pertama 2021. Jumlah ini menurun 3,89% dari penjualan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 15,4 juta ton.
Batubara yang dijual meliputi sejumlah pasar, seperti China (4,1 juta ton), Indonesia (3,2 juta ton), Jepang (2,1 juta ton), Filipina (1,4 juta ton), Thailand (1,0 juta ton), dan negara-negara lain di Asia Timur, Tenggara, dan Selatan, serta Oseania.
Meski secara volume turun, harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) batubara ITMG terpantau naik. Sepanjang sembilan bulan pertama 2021, ITMG mencatat perolehan rata-rata harga batu bara sebesar US$ 89,0 per ton, naik 65% dari US$ 53,8 per ton secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Kenaikan ASP ini tidak terlepas dari harga batubara global yang berangsur-angsur naik sejak Oktober tahun lalu dan terus berlanjut sampai dengan akhir September tahun ini ke level US$ 180,4 per ton.
Baca Juga: Perintis Triniti (TRIN) berencana rights issue 20% dari modal disetor
Di tengah melejitnya harga batubara, ITMG tetap menerapkan efisiensi biaya secara disiplin untuk mampu memaksimalkan keuntungan dari momentum kenaikan harga, sehingga menghasilkan kinerja keuangan yang solid sekalipun pandemi berkepanjangan dan kegiatan penambangan melambat akibat hujan ekstrim.
Konstituen Indeks Kompas100 ini membukukan pendapatan bersih senilai US$ 1,32 miliar, naik 51,9% dari pendapatan bersih di akhir kuartal ketiga 2020 yang hanya US$ 871 juta.
EBITDA tercatat sebesar US$ 514 juta pada sembilan bulan pertama 2021, naik 309% dari periode yang sama tahun sebelumnya. ITMG mencatatkan laba bersih senilai US$ 231,51 juta per akhir kuartal ketiga 2021. Angka ini melejit 579% dari laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 39,96 juta. Alhasil, aba bersih per saham dasar ITMG naik menjadi US$ 0,25 dari sebelumnya hanya US$ 0,04.
Mulianto, Direktur Utama Indo Tambangraya Megah mengatakan, dari target volume penjualan di kisaran 20,2 juta ton –20,4 juta ton untuk tahun ini, seluruhnya telah memperoleh kontrak penjualan. “Sebanyak 84% harga jualnya telah ditetapkan, sedangkan sisanya 16% mengacu pada indeks harga batubara,” tulis Mulianto dalam keterangan resminya, Selasa (16/11).
Baca Juga: Laba bersih Ciputra Development (CTRA) meroket 337,06% hingga September 2021
Sampai dengan akhir September 2021, total aset ITMG tercatat sebesar US$ 1,5 miliar dengan total ekuitas sebesar US$ 1,3 miliar. Mulianto menyebut, ITMG memiliki posisi kas dan setara kas yang kuat sebesar US$ 510 juta dengan posisi total pinjaman bank sebesar US$ 40 juta.
Dengan posisi keuangan yang solid, ITMG mampu mempertahankan tingkat pembayaran dividen yang tinggi. ITMG telah mengumumkan pembagian dividen interim sebesar US$ 94,1 juta atau setara dengan 80% dari laba bersih semester pertama 2021.
ITMG pun siap menggeber ekspansi ke depan. Pada bisnis pertambangan, ITMG akan terus melakukan eksplorasi tambang yang dimiliki guna memastikan pertumbuhan cadangan organik.
Selain itu, PT Graha Panca Karsa (GPK) direncanakan akan melakukan uji coba produksi di pengujung tahun 2021 dengan target 10.000 ton batubara.
Di bidang perdagangan dan jasa, ITMG akan melakukan ekspansi pembelian batubara yang bersumber dari pihak ketiga guna meningkatkan pendapatan dari perdagangan dan pencampuran batubara.
PT Energi Batubara Perkasa (EBP), anak perusahaan ITMG, telah mengapalkan batubaranya yang pertama ke China pada 27 Agustus 2021 dari Terminal batubara Bontang dengan total volume sekitar 79.000 ton.
Pengapalan perdana tersebut menandai kesiapan EBP untuk berperan dalam ekspansi ITMG di bidang perdagangan batubara.
Selanjutnya: Saraswanti Anugerah (SAMF) genjot kapasitas produksi pabrik pupuk jadi 700.000 ton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News