kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   21.000   1,01%
  • USD/IDR 16.495   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.748   48,90   0,64%
  • KOMPAS100 1.084   7,66   0,71%
  • LQ45 795   12,72   1,63%
  • ISSI 264   -0,60   -0,23%
  • IDX30 412   5,94   1,46%
  • IDXHIDIV20 479   6,52   1,38%
  • IDX80 120   1,51   1,27%
  • IDXV30 131   2,38   1,84%
  • IDXQ30 133   1,53   1,16%

Ini Faktor yang Berpotensi Kerek Kinerja Vale Indonesia (INCO) di Sisa Tahun 2025


Kamis, 11 September 2025 / 18:58 WIB
Ini Faktor yang Berpotensi Kerek Kinerja Vale Indonesia (INCO) di Sisa Tahun 2025
ILUSTRASI. Vale Indonesia (INCO) optimistis bakal cetak kinerja yang positif di tengah tantangan harga komoditas nikel yang masih berpotensi tertekan di tahun ini


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) optimistis dapat mencatatkan kinerja yang positif di tengah tantangan harga komoditas nikel yang rawan mengalami pelemahan sepanjang tahun 2025 berjalan.

Sebagaimana diketahui, INCO mencatatkan kenaikan produksi nikel matte sebesar 2% year on year (yoy) menjadi 35.584 ton pada semester I-2025. Di sisi lain, volume penjualan nikel matte INCO berkurang 2% yoy menjadi 34.635 ton.

Dari sisi keuangan, pendapatan INCO menurun 11% yoy menjadi US$ 427 juta pada semester I-2025. Laba bersih INCO juga terkoreksi 32% yoy menjadi US$ 25 juta.

Penurunan ini sejalan dengan koreksi harga jual rata-rata nikel matte INCO sebesar 10% yoy menjadi US$ 12.014 per ton pada paruh pertama 2025.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) Usai Danantara Masuk Proyek Smelter HPAL

Vice President Director & Chief Operation and Infrastructure Officer Vale Indonesia Abu Ashar mengatakan, penurunan kinerja INCO diyakini hanya bersifat sementara. Pihak INCO sendiri telah membuat keputusan strategis dengan mempercepat pemeliharaan fasilitas tungku furnace (tanur) dari yang tadinya di semester kedua menjadi ke semester pertama.

Pemeliharaan ini termasuk penghentian total furnace 1 selama 38 hari akibat insiden kebakaran elektroda dan pemeliharaan pada furnace 2.

“Kami juga mempercepat persiapan untuk pembangunan kembali furnace 3 guna memastikan operasional yang lebih stabil pada paruh kedua 2025,” ujar dia dalam paparan publik, Kamis (11/9/2025).

Rencananya, pembangunan kembali furnace 3 akan dilaksanakan mulai kuartal IV-2024 hingga Mei 2026 mendatang. Dengan adanya sederet pemeliharaan fasilitas tadi, INCO yakin produksi nikel matte tetap bertahan di kisaran 67.000 ton sampai 70.000 ton hingga akhir 2025.

Dalam kesempatan yang sama, Director & Chief Financial Officer Vale Indonesia Rizky Andhika Putra menambahkan, INCO turut mendapat angin segar berupa disetujuinya revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dari Kementerian ESDM, sehingga emiten ini dapat mengamankan penjualan bijih nikel saprolit dari Blok Bahodopi sebanyak 2,2 juta ton pada 2025.

Baca Juga: Buka Posko Pengaduan, Vale Indonesia (INCO) Tangani Kebakaran Pipa di Luwu Timur

“Bijih nikel saprolite ini dijual dengan harga premium dibandingkan harga patokan mineral (HPM),” tutur dia.

INCO juga terus konsisten dengan upaya efisiensi di segala lini operasi sekaligus mengutamakan aspek keberlanjutan. Ini menjadi resep bagi INCO agar bisa bertahan di tengah tantangan industri nikel.

Secara terpisah, Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan, persetujuan revisi RKAB untuk Blok Bahodopi akan menjadi katalis signifikan bagi INCO memasuki paruh kedua 2025.

 

Ketersediaan nikel saprolite dengan harga premium, ditambah posisi harga yang dikunci sekitar US$ 25 per ton hingga Desember 2025 diperkirakan akan menambah kontribusi pendapatan yang signifikan untuk INCO yakni sekitar US$ 56 juta pada semester II-2025.

“Kontribusi 2,2 juta ton saprolite dari Bahodopi akan membantu meningkatkan pendapatan dan memperluas margin kontribusi penjualan INCO, terutama pada segmen domestik dan buyers yang membayar premium,” jelas Ekky, Kamis (11/9/2025).

Ekky merekomendasikan beli saham INCO dengan target harga jangka pendek di kisaran Rp 4.300—Rp 4.340 per saham dan target jangka panjang di kisaran Rp 4.700—Rp 5.000 per saham.

Kinerja INCO pun diprediksi akan membaik pada semester II-2025, kendati tantangan pelemahan harga nikel global masih membayangi emiten tersebut.

Selanjutnya: Demokrat Dukung Pembentukan Tim Investigasi Independen Pascademo

Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (12/9) Siaga Hujan Sangat Lebat di Provinsi Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×