Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Di tengah tingginya tekanan faktor eksternal, rupiah berhasil mengungguli USD. Meski tipis dan dinilai rentan koreksi pada perdagangan selanjutnya.
Di pasar spot, Senin (18/1) nilai tukar rupiah terangkat tipis 0,04% di level Rp 13.905 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sedangkan di kurs tengah Bank Indonesia, posisi rupiah tergores 0,32% ke level Rp 13.931 per dollar AS.
Dituturkan Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Treasury PT Bank Negara Indonesia Tbk penguatan yang didulang rupiah ini karena liburnya aktivitas perdagangan di Amerika Serikat pada awal pekan ini.
Serta tidak memuaskannya rilis data ekonomi AS pada penutupan pasar akhir pekan lalu. “Sehingga ada celah untuk memanfaatkan keunggulan di tengah stabilnya pasar global,” kata Trian.
Selain itu, masih dari eksternal lebih stabilnya pasar China juga memberikan dorongan positif bagi mata uang Garuda. Pasalnya, kini pasar sedang antisipasi data ekonomi China Selasa (19/1) seperti pertumbuhan ekonomi kuartal empat 2015 yang diduga stagnan dengan kuartal sebelumnya di level 6,9% serta produksi industri yang turun dari 6,2% ke level 6,0%.
Antisipasi pasar ini juga yang mendukung posisi rupiah. Namun bukan berarti tekanan koreksi tidak ada. Sebabnya, penurunan harga minyak yang berimbas pada komoditas lainnya ikut menekan mata uang basis komoditas seperti rupiah.
“Hanya saja dua faktor sebelumnya lebih mempengaruhi pergerakan sehingga menolong posisi rupiah hari ini,” tambah Trian.
Karena jika berkaca dari faktor domestik, risk aversion masih membayangi pergerakan pasar dalam negeri. Setelah keputusan Bank Indonesia memangkas suku bunganya pada pekan lalu. "Tapi pengaruhnya tidak sebesar eksternal," tutur Trian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News