Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah diperkirakan bisa bertahan di awal pekan ini. Saat isu eksternal mereda, mata uang Garuda berpeluang menguat dengan sokongan sentimen domestik.
Akhir pekan lalu (15/1), di pasar spot, rupiah ditutup melemah tipis 0,02% ke Rp 13.910 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga mencatat pelemahan rupiah sekitar 0,06% ke Rp 13.886 per dollar AS.
Research and Analyst Monex Investindo Futures Agus Chandra menilai, pelemahan rupiah itu akibat sentimen eksternal. Klaim pengangguran di Amerika Serikat masih aman, sementara bursa China melemah dan menekan mata uang Asia.
"Tapi, defisit neraca dagang domestik yang mengecil mampu meminimalisir pelemahan rupiah," ujarnya. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, rupiah cukup stabil di tengah berbagai tekanan. Penurunan BI rate dan data neraca dagang berefek positif.
David memperkirakan, Senin (18/1) ini sepi sentimen eksternal. Rupiah bisa mendapat sokongan dari dalam negeri, seiring berjalannya program ekonomi pemerintah serta dirilisnya APBN 2016. Prediksinya, rupiah berpeluang menguat ke rentang Rp 13.850-Rp 13.930 per dollar AS.
Sedangkan Agus memperkirakan, rupiah masih rawan melemah ke kisaran Rp 13.780-Rp 14.000 per dollar. " Jika bursa China masih jeblok, rupiah kembali terimbas," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News