Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah tertekan cukup dalam sepanjang paruh pertama tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai bangkit. Di awal semester dua ini, indeks saham sudah naik 2,32%.
Di periode tersebut, saham-saham sektor tambang menjadi pendorong IHSG. Indeks saham sektor tambang naik 6,77% sejak awal Juli. Disusul berikutnya indeks sektor properti dan konstruksi yang naik 5,08% serta indeks sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi yang naik sekitar 4,51%.
Saham sektor tambang dan infrastruktur masih menjadi pendorong IHSG terbesar di pekan ini. Selain itu, saham sektor finansial juga mulai ikut menggerakkan IHSG. Analis menilai, dalam beberapa waktu ke depan, sektor saham tersebut masih akan jadi penggerak indeks saham.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, sektor-sektor tersebut menguat seiring rilis laporan keuangan emiten. "Kalau lihat laporan keuangan sektor perbankan, rata-rata mengalami pertumbuhan 20%, hal ini menjadi sentimen positif," kata dia, kemarin.
Selain itu, membaiknya konsumsi dan daya beli masyarakat juga memberi sentimen positif. "Di kuartal kedua, data ritel domestik juga sudah mulai ada peningkatan, artinya secara konsumsi sudah mulai pulih," ujar Frederik Rasali, Vice President Research Artha Sekuritas.
Frederik memprediksi, hingga awal Agustus, IHSG masih bisa menanjak naik. Saham sektor tambang masih akan jadi motor utama penguatan IHSG. Sektor ini mendapat sentimen positif kenaikan harga komoditas, terutama harga batubara.
Oleh karena itu, investor yang ingin masuk ke saham-saham sektor penggerak IHSG tersebut masih bisa beli saat ini. Peluang kenaikan harga saham masih lumayan.
Sentimen negatif
Namun, Hans punya pendapat berbeda. Menurut dia, lantaran harga bergerak naik karena sentimen sementara akibat rilis laporan keuangan, kenaikan harga akan terbatas. Ia menilai, sudah agak terlambat masuk ke saham penggerak indeks saat ini.
Hans menilai, banyaknya sentimen negatif di pasar global akan menekan laju indeks saham tahun ini. Ia memprediksi indeks berpotensi terkoreksi hingga kisaran 5.400–5.500 tahun ini, sebelum menguat lagi.
Dia menyarankan pelaku pasar menjual portofolionya jika sudah sesuai dengan target keuntungan. "Investor bisa sell on strength untuk saat ini," kata Hans.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News