kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.586   -30,00   -0,18%
  • IDX 8.242   75,52   0,92%
  • KOMPAS100 1.128   11,80   1,06%
  • LQ45 800   14,83   1,89%
  • ISSI 291   0,36   0,12%
  • IDX30 419   7,35   1,79%
  • IDXHIDIV20 473   8,43   1,82%
  • IDX80 125   1,53   1,24%
  • IDXV30 134   1,13   0,85%
  • IDXQ30 131   2,38   1,85%

Ini Dia Emiten yang Mencetak Laba Diatas 50%


Rabu, 31 Desember 2008 / 11:27 WIB


Sumber: KONTAN |

JAKARTA. Meski kondisi Bursa Efek Indonesia (BEI) carut marut, masih ada secuil emiten yang bisa mencetak keuntungan di masa yang sulit ini. Terbukti, dalam periode 2 Januari 2008 hingga 30 Desember 2008, ada emiten yang bisa memberikan keuntungan di atas 50%.

Lihat saja, PT Leyland International Tbk (LAPD). Harga saham emiten yang bergerak pada bisnis kemasan plastik ini melesat 197,38%, dari semula Rp 125 per saham (2/1) menjadi Rp 375 per saham (30/12).

Saham PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR) menduduki posisi runner up sebagai saham dengan kenaikan harga tertinggi. Maklum, awal tahun ini, harga BMSR hanya Rp 160 per saham. Pada hari terakhir perdagangan, harga BSMR meroket 121,48% menjadi Rp 330.

Tapi, jika kita mencermati lebih detil, sepuluh saham teratas yang harganya melejit pada tahun ini banyak didominasi oleh saham emiten dengan kapitalisasi pasar kecil (lihat tabel: Saham Dengan Kinerja Terbaik). Kesimpulannya, bisa saja kenaikan harga saham para emiten itu hanya bersifat semu. Kenaikan tinggi harga saham itu bisa jadi pula karena jarang ada transaksi yang mencolek mereka.

Ambil contoh LAPD. Perdagangan terakhir saham ini pada 8 September 2008. Sedangkan transaksi terakhir saham BMSR berlangsung pada 10 Desember 2008. Setelah itu, harga saham mereka tak bergerak. Jadi, bisa kita simpulkan, kenaikan harga saham tersebut hanya berasal dari beberapa colekan. "Investor memilih saham blue chips yang berkapitalisasi pasar besar dan valuasinya murah ketimbang saham small caps yang nilainya murah tapi potensinya kecil," kata, Satrio Utomo, Equity Capital Market Strategist Trimegah Securities.

Tapi, masih ada beberapa saham papan atas yang mencatatkan kenaikan harga meskipun pasar gonjang-ganjing. Misal PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Sepanjang 2008 ini, harga saham UNVR naik 17% dari Rp 6.750 per saham di awal tahun menjadi Rp 7.800 pada akhir tahun ini.

Bahkan, emiten barang-barang konsumsi terbesar di Indonesia itu masih memberikan dividen. Penguatan Unilever ini juga makin membuktikan anggapan bahwa sektor consumer goods menjadi sektor yang mampu bertahan di masa sulit.

Emiten lain yang menjadi penyelamat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah PT Bank International Indonesia Tbk (BNII). Saham BNII selama setahun ini naik 30%.

Secara keseluruhan, IHSG bisa selamat dan beberapa investor bisa untung, adalah berkat akuisisi mayoritas beberapa saham emiten. Maklum, setelah itu, mereka biasanya menggelar aksi penawaran saham lewat tender (tender offer).

Beberapa emiten yang menggelar tender offer itu adalah BNII, pasca Malayan Bank Berhad (Maybank) membelinya. Kemudian PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (BAEK) yang diakuisisi oleh HSBC Holding, PT Bank Buana Tbk (BBIA) yang diakuisisi oleh United Overseas Bank (UOB) dan PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) yang baru saja diakuisisi oleh PT Mitra Rajasa Tbk (MIRA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×