CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Ini capaian kinerja operasional Surya Esa Perkasa (ESSA) sepanjang 2020


Minggu, 21 Maret 2021 / 21:35 WIB
Ini capaian kinerja operasional Surya Esa Perkasa (ESSA) sepanjang 2020
ILUSTRASI. Kilang gas LPG milik PT Surya Esa Perkasa Tbk atau ESSA


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk melaporkan kinerja operasionalnya sepanjang tahun 2020. Emiten dengan kode saham ESSA ini mencatatkan produksi liquefied petroleum gas (LPG) sebesar 61.448 metric ton (MT) atau menurun 17,9% dari total produksi tahun 2019 yang mencapai 74.871 MT.

ESSA juga mencatatkan penurunan produksi kondensat sebesar 139.961 barel atau menurun 15,1% dari produksi tahun 2019 yang mencapai 164.948 barel. Penurunan juga dialami oleh lini produksi ammonia. ESSA mencatatkan produksi sebesar 659.734 MT atau menurun 13,9% dari 766.988 MT di 2019.

Presiden Direktur & Chief Executive Officer ESSA, Vinod Laroya mengatakan, capaian ini diraih dengan tetap mempekerjakan semua pekerja serta menyediakan perawatan kesehatan dan standar keselamatan dengan kualitas terbaik.

“Ke depan, ESSA akan terus meningkatkan kinerjanya seiring dengan pemulihan harga dan permintaan di pasar global. Dengan rekam jejak produksi yang kuat, budaya karyawan dan tim manajemen yang telah mampu melalui tahun 2020 yang sulit, kami siap untuk terus menciptakan pertumbuhan di masa mendatang,” terang Vinod dalam  keterangan resminya yang diterima Kontan.co.id, Minggu (21/3).

Baca Juga: Surya Essa (ESSA) kembangkan blue ammonia sebagai bahan bakar masa depan

Meskipun harga Amonia mengalami penurunan secara signifikan akibat dampak Covid-19 yang mengakibatkan pelambatan di tahun 2020, Vinod melihat amonia relatif mampu bertahan terhadap pandemi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan kembali harga Amonia secara  signifikan sejak Januari 2021, yang didorong oleh masalah hambatan pasokan serta karena memasuki masa awal pemulihan permintaan

Lebih lanjut, Vinod  juga melihat trend peningkatan permintaan Amonia akibat keterbatasan pasokan. ESSA juga melihat potensi kenaikan yang signifikan untuk mengembangkan amonia biru (blue ammonia) pada fasilitas produksi Amonia ESSA sebagai alternatif energi rendah-karbon untuk masa depan.

Pada 18 Maret 2021 lalu, ESSA melalui anak usahanya, yakni PT Panca Amara Utama (PAU), menandatangani MoU tentang pengumpulan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (carbon capture, utilization & storage /CCUS) bersama dengan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC), Mitsubishi Corporation (MC), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kerjasama ini dilakukan untuk mengembangkan produksi amonia rendah karbon atau dikenal sebagai amonia biru di Indonesia.” Hal ini menegaskan komitmen kami dalam menciptakan masa depan berkelanjutan sambil memperluas jangkauan pasar Amonia saat ini,” lanjut Vinod.

Selanjutnya: Gaet perusahaan Jepang dan ITB, Surya Essa (ESSA) kembangkan blue ammonia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×