kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini 3 Potensi Skema Penggunaan Dana Rights Issue Trans Power Marine (TPMA)


Kamis, 21 Maret 2024 / 20:08 WIB
Ini 3 Potensi Skema Penggunaan Dana Rights Issue Trans Power Marine (TPMA)
ILUSTRASI. Trans Power Marine (TPMA) tengah berupaya mencari dana tambahan untuk melakukan ekspansi.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) tengah berupaya mencari dana tambahan untuk melakukan ekspansi. Kali ini, TPMA akan melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu I (PMHMETD I) alias rights issue.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang dipublikasikan pada Rabu (20/3), TPMA berencana untuk melakukan rights issue maksimal 1,13 miliar saham baru. Ini setara dengan 30,03% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Rencananya dana dari penerbitan saham baru ini akan digunakan untuk pelaksanaan ekspansi usaha TPMA baik secara organik maupun anorganik dan/atau untuk tambahan modal kerja.

Investment Analyst Stockbit Arvin Lienardi menyatakan positif atau negatifnya suatu rights issue akan sangat tergantung dari penggunaan dananya. Sementara, rencana penggunaan dana TPMA masih sangat terbatas.

Arvin memproyeksikan beberapa skenario yang mungkin terjadi. Pertama, ekspansi organik untuk penambahan armada. Secara fundamental, kenaikan produksi dari klien existing dapat meningkatkan permintaan jasa angkutan batubara TPMA.

Baca Juga: Butuh Modal Ekspansi, Trans Power Marine (TPMA) Gelar Rights Issue 1,13 Miliar Saham

Klien TPMA, seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan kenaikan produksi sebesar 15–20%. Namun posisi leverage TPMA masih rendah dengan debt to equity ratio (DER) di 0,19 kali.

Sementara itu, arus kas alias cashflow TPMA masih tergolong kuat dengan operating cash flow sebesar Rp 475 miliar pada 2023. Arvin menilai seharusnya TPMA belum perlu melakukan rights issue.

"Kecuali ekspansi yang direncanakan sangat besar. Misalnya ada klien baru yang signifikan. TPMA masih membagikan dividen interim di November 2023, di luar kebiasaan," kata dia dalam riset, Rabu (21/3).

Kedua, TPMA akan menggelar ekspansi anorganik. Menggunakan asumsi maksimal saham baru di 1,13 miliar dan harga penutupan per Kamis (21/3) di Rp 690 per saham, maka TPMA berpotensi 779 miliar.

"Jika dana digunakan untuk mengakuisisi perusahaan yang mempunyai profitabilitas di atas TPMA dan valuasi di bawah TPMA dengan price to earning (PE) di 5,8 kali, ini akan positif," kata Arvin.

Baca Juga: Diklaim Tak Terpengaruh Harga Batubara, TPMA Getol Tambah Armada, Sahamnya Masih Oke

Potensi ketiga ialah rights issue juga bisa digunakan untuk mengakomodasi masuknya investor strategis. Sentimen positif atau negatif masuknya investor strategis akan tergantung dari valuasi transaksi dan siapa investor strategis tersebut.

"Jika investor strategis tersebut dapat memberikan additional demand dan kepastian pelanggan untuk TPMA, maka ini akan positif," papar Arvin.

Arvin menyimpulkan penting bagi investor untuk memonitor informasi tambahan soal harga, rasio rights issue, pembeli siaga dan peruntukan dana rights issue sebelum bisa menilai apakah aksi korporasi ini positif atau negatif.

Namun selama dana digunakan untuk ekspansi dengan return dan evaluasi yang baik, dia menilai seharusnya aksi korporasi ini tetap positif untuk performa Trans Power Marine.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×