kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ingat, meski PER rendah, valuasi saham belum tentu murah


Senin, 22 Juni 2020 / 21:10 WIB
Ingat, meski PER rendah, valuasi saham belum tentu murah
ILUSTRASI. Karyawan melintas di bawah layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/5/2020). IHSG ditutup melemah 2,7 poin atau 0,06 persen di level 4.545,95. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

Tak jauh berbeda, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Lee Young Jun dalam riset tanggal 22 Juni 2020 juga memperkirakan, EPS BBCA pada tahun ini hanya mencapai Rp 979 atau turun 15,53% dibanding EPS 2019. Alhasil, Samuel Sekuritas dan Mirae Asset Sekuritas memproyeksi, PER BBCA pada akhir 2020 dapat naik ke 29,2x dan 28,5x. Asal tahun saja, PER BBCA per perdagangan Senin (22/6) adalah sebesar 25,94x.

Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra juga mengatakan, pihaknya merevisi nilai wajar enam emiten yang menjadi pilihan utama Kresna Sekuritas, yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR). 

Baca Juga: IHSG Menguat, Ini PER - PBV Saham yang Direkomendasikan Trading Buy

Menurut Etta, harga saham CPIN kini berada di zona overvalue, BBRI dan BMRI berada di harga wajarnya, serta ruang JSMR semakin terbatas. Adapun saham yang masih memberikan potensi yang signifikan adalah INTP dan TLKM.

Oleh karena itu, Kresna Sekuritas lebih fokus untuk mulai mengurangi eksposure pada saham yang telah memasuki area nilai wajarnya, terutama untuk pelaku pasar yang memiliki horizon pendek (di bawah satu tahun). "Kami melihat kemungkinan kenaikan pada periode Juli-Agustus menjadi lebih terbatas karena kemungkinan pasar akan lebih fokus pada kinerja aktual," ungkap Etta.

Menurut dia, appetite pelaku pasar dapat bergeser pada saham lapis kedua pada periode tersebut. Meskipun begitu, tekanan jual yang terjadi dapat menjadi peluang untuk mengakumulasi saham-saham blue chip, terutama bagi investor yang memiliki horizon investasi jangka panjang di atas dua tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×