Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah kian terkulai sore ini, setelah data inflasi melandai. Sementara itu, harga obligasi naik untuk hari yang ketiga berturut-turut. Nilai tukar rupiah melemah 0,4% ke level Rp 9.111 per dollar AS pada pukul 15.46 di Jakarta.
Inflasi Februari dilaporkan melambat menjadi 3,56%, dibanding bulan sebelumnya mencapai 3,65%. Ini level terendah sejak 2010 silam. Angka tersebut pun meleset dari prediksi ekonom, yaitu sebesar 3,8%.
Namun, Artanavaro Gasali, trader di PT Bank ICBC Indonesia memperkirakan, volatilitas rupiah mungkin akan terbatas, karena spekulasi bank sentral akan menerapkan intervensi untuk menyokong mata uang.
"Saya melihat range di antara 9.050 dan 9.150. Bahkan saat rupiah tertekan, Bank Indonesia cenderung terus mempertahankannya di dalam kisaran. Jadi, saya melihat intervensi akan menjaga rupiah bergerak di sekitar level tersebut," prediksi Gasali.
Sementara itu, data Inter Dealer Market Association menunjukkan, yield obligasi pemerintah yang jatuh tempo Mei 2022 turun sembilan basis poin ke level 5,48%, sore ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News