kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -891,58   -100.00%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi AS Melandai, Kurs Rupiah Menguat 1,56% Sepekan Ini


Jumat, 11 November 2022 / 20:36 WIB
Inflasi AS Melandai, Kurs Rupiah Menguat 1,56% Sepekan Ini
ILUSTRASI. Petugas teller menghitung uang pecahan Rp100.000,- di salah satu bank di Jakarta,Rabu (5/10/2022). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/05/10/2022.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat signifikan 1,26% ke level Rp 15.495 pada Jumat (11/11). Dari lima hari perdagangan pekan ini, rupiah menguat selama empat hari. 

Padahal, pada akhir pekan lalu, kurs USD ditutup di level tertinggi tahun 2022, yakni di Rp 15.738. Alhasil, sepanjang pekan ini, rupiah tercatat menguat 1,56% terhadap mata uang negara adidaya tersebut.

Analis DCFX Futures Lukman Leong menilai, faktor pendorong utama penguatan rupiah terhadap dolar AS pada pekan ini berasal dari rilis data inflasi AS yang lebih rendah dari sebelumnya. Pada Oktober 2022, inflasi AS tercatat naik 7,7% secara tahunan alias year on year (YoY), dari 8,2% pada September 2022.

Dari domestik, sejumlah data ekonomi terbaru yang tumbuh kuat juga memberikan tenaga untuk rupiah. Mulai dari data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022, data penjualan ritel, dan rilis tingkat kepercayaan konsumen.

Baca Juga: Mantap, Rupiah Jisdor Menguat ke Rp 15.493 Per Dolar AS pada Jumat (11/11)

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin menambahkan, penguatan rupiah pada pekan ini dipengaruhi oleh berkurangnya kekhawatiran pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan The Fed yang agresif pada Desember 2022.

Hal ini didorong oleh data pengangguran AS Oktober 2022 yang meningkat ke 3,7% dari 3,5% pada bulan sebelumnya. Pasar juga bereaksi atas data inflasi AS Oktober 2022 yang ternyata lebih rendah dari sebelumnya.

"Inflasi yang berada di bawah 8% membuat pasar mengestimasi bahwa agresivitas kenaikan suku bunga The Fed akan menurun. Tidak lagi 75 bps melainkan 50 bps." ucap Nanang.

Untuk pekan depan, Lukman melihat pasar akan mengantisipasi rilis data neraca perdagangan Indonesia yang diperkirakan akan kembali surplus jumbo sebesar US$ 5 miliar. Pertemuan Bank Indonesia (BI) pada Kamis depan (17/11) diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps. 

Dolar AS sendiri diperkirakan masih akan melanjutkan perlemahan.

Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 15.495 Per Dolar AS pada Hari Ini (11/11)

"Alhasil, rupiah diperkirakan akan menguat baik oleh pelemahan dolar AS maupun antisipasi data ekonomi yang positif serta kenaikan suku bunga oleh BI," kata Lukman.

Bernada serupa, Nanang memprediksi, kurs rupiah akan lanjut menguat pada pekan depan berkat berbagai sentimen positif di minggu ini. Di samping itu, pasar masih menunggu pandangan ataupun kisi-kisi The Fed terkait kebijakan moneternya ke depan yang akan disampaikan pada 21 November 2022 dalam FOMC Minutes. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×