kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

INDY raih kredit dari bank asing US$ 130 Juta


Rabu, 30 Maret 2011 / 07:10 WIB
ILUSTRASI. Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memutuskan untuk mempersingkat jam perdagangan di Bursa Efek dan Sistem Penyelenggara Pasar Alternar


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) meraih fasilitas pinjaman dari dua bank asing senilai total US$ 130 juta. INDY disebut-sebut akan memakai dana itu untuk mengakuisisi PT Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS) yang akan mencatatkan sahamnya di publik pada April nanti.

INDY telah meneken perjanjian pinjaman dengan dua bank asing, yaitu UBS AG cabang Singapura dan Standard Chartered Bank, masing-masing senilai US$ 65 juta. Jadi total pinjaman mencapai US$ 130 juta setara Rp 1,13 triliun (kurs Rp 8.700 per dollar AS).

Manajemen enggan membeberkan rencana penggunaan dana pinjaman tersebut. Senior Vice President & Investor Relations INDY, Retina Rosabai, mengaku tidak tahu menahu mengenai alokasi penggunaan dana. "Saya tidak tahu, dari tadi saya meeting," ujar dia, kemarin (29/3).

Direktur Keuangan INDY Aziz Armand juga tidak menjawab sambungan telepon maupun pesan singkat yang dikirimkan KONTAN.

Demikian pula dengan Sekretaris Perusahaan INDY Dedy Happy Hardi. Hanya saja, dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, kemarin, Dedy menjelaskan, dana itu akan dipakai untuk membiayai kegiatan usaha perusahaan. Tapi tidak dibeberkakn secara terperinci kegiatan usaha tersebut.

Skema akuisisi MBSS

Tapi berdasarkan catatan KONTAN, agenda INDY dalam waktu dekat adalah mengakuisisi MBSS, yang merupakan perusahaan pelayaran. Pada 26 November 2010 silam, INDY telah meneken pernjanjian bersyarat (option agreement) dengan para pemegang saham MBSS.

Para pemegang saham MBSS itu meliputi PT Patin Resources, Ingrid Ade Sundari Prasatya dan Patricia Pratiwi Prasatya. Seperti yang tercantum dalam prospektus IPO MBSS, Senin (28/3), dalam option agreement tersebut INDY maupun afiliasinya berhak mengamblialih 51% saham MBSS setelah IPO. Tenggat waktu realisasi akuisisi itu adalah enam bulan setelah MBSS mencatatkan sahamnya di BEI, yaitu 6 April 2011.

Dengan demikian, setelah MBSS IPO, struktur kepemilikan saham bakal berubah. Sebelum IPO, Patin Resources menguasai 981,26 juta saham atau 56% dari total saham MBSS. Ingrid dan Patricia masing-masing memiliki 15,7% saham atau setara 275 juta saham.

Setelah IPO, INDY dan afiliasinya menguasai 51% saham setara 892,51 juta saham MBSS dan Patin Resources memiliki 36,5% saham. Adapun Ingrid dan Patricia tak lagi memiliki saham MBSS. Dengan harga IPO MBSS senilai Rp 1.600 per saham, INDY harus menyiapkan dana akuisisi sekitar Rp 1,42 triliun. Jika benar dana hasil pinjaman dua bank asing itu dipakai untuk akuisisi, INDY masih kekurangan Rp 290 miliar.

Kepala Riset Sucorinvest Central Gani Adrian Rusmana berpendapat, jika pinjaman dua bank asing itu digunakan untuk akuisisi MBSS, maka berpengaruh positif bagi kinerja INDY. Pasalnya, dalam dua tahun ke depan, INDY sudah bisa mengeruk untung cukup besar.

"INDY bisa mengurangi beban pengangkutan batubaranya jika memiliki MBSS," ujar Adrian. Klien MBSS saat ini antara lain Kaltim Prima Coal, Adaro Indonesia, Berau Coal Energy, Banpu Group, dan Tambang Batubara Bukit Asam.

Kendati beban bunganya meningkat, menurut Adrian, hal itu tidak akan terlalu mengganggu kinerja keuangannya. Dia merekomendasikan beli saham INDY dalam jangka pendek. Pada perdagangan kemarin, harga saham INDY menurun 1,22% menjadi Rp 4.050 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×