Reporter: Azis Husaini, Ika Puspitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Baca Juga: Ada Reksadana ditutup, ini yang dilakukan Investor
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, secara industri kinerja reksadana Tanah Air cukup positif dan tidak memiliki masalah apalagi likuiditas. Bahkan per Oktober 2019 total dana kelolaan berhasil menembus rekor baru sekitar Rp 540 triliun.
Terkait hal itu, investor diminta untuk kembali ke tujuan awal berinvestasi. Umumnya investor yang masuk reksadana saham memiliki tujuan berinvestasi jangka panjang atau hingga 5 tahun. Sedangkan untuk jangka pendek bisa masuk ke reksadana pasar uang.
Baca Juga: OJK bubarkan 6 produk reksadana Minna Padi, ini dampaknya ke IHSG
Sehingga, keputusan untuk redeem pun diharapkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Wawan juga menekankan bahwa diversifikasi perlu dilakukan, terlebih saat kondisi makro ekonomi tahun ini dan tahun depan lebih mengacu ke prospek reksadana berbasis obligasi, ketimbang saham.
"Intinya investor jangan melakukan panic selling, harus sesuai peruntukkannya. Investor juga bisa melakukan switching, misal dari pasar uang ke pendepatan tetap, sesuai profil risiko masing-masing," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News