kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indosat (ISAT) Kian Tangguh Pasca Merger, Simak Rekomendasi Sahamnya


Selasa, 11 Oktober 2022 / 21:17 WIB
Indosat (ISAT) Kian Tangguh Pasca Merger, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. PT Indosat Tbk (ISAT) kian tangguh pasca aksi merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) kian tangguh pasca aksi merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) pada awal tahun ini. Kinerja emiten telekomunikasi itu terus menanjak dari waktu ke waktu.

Hingga semester I-2022, pendapatan Indosat tercatat sebesar Rp 22,53 triliun, naik 50,4% secara tahunan. Kenaikan pendapatan Indosat tersebut ditopang oleh kenaikan pada pendapatan selular yang mencapai 57,58% secara tahunan menjadi Rp 19,54 triliun per Juni 2022.

Sisanya berasal dari pendapatan multimedia, komunikasi data, internet (MIDI) sebesar Rp 2,62 triliun di semester I-2022. Lalu, pendapatan telekomunikasi senilai Rp 371,52 miliar di periode Januari-Juni 2022.

Baca Juga: Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) Buka Suara Soal PHK 300 Lebih Karyawan

Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan mengatakan, kinerja ISAT memang sudah menunjukkan profitabilitas sebelum merger bersama PT Hutchison 3 Indonesia (H3I).

Terlihat pada kuartal IV-2022, ISAT sukses membalikkan rugi bersih menjadi laba bersih. Padahal, dampak merger belum terasa karena baru beroperasi penuh sebagai perusahaan gabungan pada 4 Januari 2022.

"Artinya upaya efisiensi yang dijalankan mulai menampakkan hasil, apalagi dengan adanya merger ini maka balance sheet Indosat Ooredo Hutchison (IOH) semakin kuat," jelas Steven saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (11/10).

Sementara, menilik kinerja ISAT pasca merger terkhusus pada kuartal II-2022, berada sedikit di atas estimasi Henan Putihrai Sekuritas. Pendapatan ISAT mencerminkan pertumbuhan 55%, sedangkan angka operasional yaitu data payload setara 60% dari estimasi.

Tingkat profitabilitas yang diwakili oleh marjin EBITDA juga menunjukkan penguatan dari kuartal I-2022 sekitar 40% menjadi sekitar 42% di kuartal II-2022.

Steven bilang, kondisi ini mengekspektasikan kinerja kuartal III-2022 dapat semakin tumbuh lagi sejalan dengan proses penyatuan dengan Hutchison yang berjalan sesuai rencana.

Dana belanja modal alias capital expenditure (capex) ke depannya juga akan lebih efisien karena bisa menggunakan infrastruktur jaringan Hutchison sebelumnya. Tahun ini, ISAT mengalokasikan sebesar Rp 10 triliun untuk ekspansi jaringan.

Langkah pemfokusan pada bisnis utama juga telah dilakukan ISAT untuk mengikuti jejak PT XL Axiata Tbk (EXCL), dengan melepas kepemilikannya di Lintasarta data center ke BDX.  

Singkat kata, upaya reorganisasi, konsolidasi ataupun sinergi internal berdampak positif karena lebih fokus ke diferensiasi masing-masing. Apalagi market Indonesia masih butuh banyak jaringan seluler yang lebih merata, meluas dan lebih cepat koneksinya. 

Baca Juga: Pengamat: Hingga Tahun Depan, Aksi Merger dan Akuisisi Masih Akan Ramai

"Emiten telekomunikasi itu beroperasi secara economies of scale artinya lebih besar ekosistem infrastruktur jaringannya maka lebih efisien operasi usahanya yang dicerminkan melalui capaian marjin ebitda," papar Steven.

Henan Putihrai Sekuritas menyesuaikan proyeksi EBITDA Indosat tahun 2022 bisa menjadi Rp 20,0 triliun dari sebelumnya Rp 19,0 triliun. Hal tersebut menyusul estimasi kenaikan pendapatan menjadi Rp 46,7 triliun, dari sebelumnya Rp 41,2 triliun, sejalan dengan positifnya kinerja hingga semester I-2022.

Meskipun Average Revenue per User (ARPU) gabungan kuartal II-2022 lebih rendah 0,6% secara tahunan menjadi sebesar Rp 35.000 namun ARPU gabungan masih tumbuh 9,2% secara kuartalan.

Di sisi lain, Analis Trimegah Sekuritas Indonesia Richardson Raymond memaparkan dalam risetnya tanggal 16 September 2022 bahwa Indosat baru-baru ini meluncurkan layanan broadband tetap Fiber to the Home (FTTH) bernama HiFi, yang menyasar internet rumah tangga atau perumahan dan perkantoran konsumsi. 

Dibandingkan dengan pesaingnya, layanan HiFi dihargai sangat menarik karena menawarkan harga kompetitif , dengan kisaran diskon harga 16%-28% di 30 Paket -100 Mbps dibandingkan dengan rekan-rekan operator seluler lainnya.

Raymond menilai, ISAT telah mampu menangkap peluang permintaan data telekomunikasi di Indonesia. Potensi layanan broadband ini akan memanfaatkan akses langsung ke 96,2 juta pelanggan Indosat dan melengkapi ekosistem bisnis ISAT.

Di masa mendatang, Raymond mencermati, HiFi kemungkinan menawarkan paket bundling untuk menyertakan fitur seperti TV berbayar atau layanan paket dengan layanan selulernya, serupa dengan rekan-rekannya dengan strategi konvergensi seluler tetap (FMC).  

Dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi di atas, Steven mempertahankan ISAT dengan peringkat BUY pada target harga Rp 7.900 dari target sebelumnya Rp 7.000 per saham.

Raymond mempertahankan rekomendasi buy saham ISAT dengan target harga Rp 10.500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×