kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Indosat (ISAT) jual 3.100 menara ke Mitratel dan Protelindo, begini penilaian Moody's


Jumat, 18 Oktober 2019 / 13:51 WIB
Indosat (ISAT) jual 3.100 menara ke Mitratel dan Protelindo, begini penilaian Moody's
ILUSTRASI. Moody's menilai, penjualan 3.100 menara Indosat ke Protelindo dan Mitratel akan memberi dampak positif ke ketiga perusahaan tersebut.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat utang internasional Moody's Investor Service menilai, penjualan 3.100 menara komunikasi PT Indosat Tbk (ISAT, anggota indeks Kompas100) ke PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) akan  memberi dampak positif untuk ketiga perusahaan tersebut.

Bagi ISAT, dana hasil penjualan yang mencapai Rp 6,39 triliun ini dapat digunakan untuk memenuhi rencana belanja modal tahun 2019-2021 yang ditargetkan mencapai Rp 30 triliun. Maklum saja, perusahaan ini memang tengah mengejar ketertinggalannya di kapasitas jaringan 4G dan jangkauan luar Jawa. Menurut Moody's, penjualan aset juga akan berdampak positif ke tingkat likuiditas ISAT.

Baca Juga: Mitratel beli menara Indosat, Telkom Group diprediksi untung

Akan tetapi, skema transaksi sales and leaseback tidak secara material menguntungkan leverage ISAT. Pasalnya, Moody's juga memperhitungkan kapitalisasi sewa operasi menara ke jumlah utang ISAT.

Lembaga ini mengatakan, ISAT akan tetap menjadi anchor tenant di menara-menara tersebut dengan biaya sewa sebesar Rp 10 juta per bulan. "Kami memperkirakan bahwa tingkat leverage Indosat sekitar 3,0x - 3,2x selama 12 bulan hingga 18 bulan ke depan," tulis beberapa analis Moody's dalam Moody's Sector Comment, Kamis (17/10).

Sebagai informasi, dari 3.100 menara yang dijual, Mitratel membeli 2.100 menara dan Protelindo membeli 1.000 menara. Selanjutnya, ISAT akan menyewa kembali menara-menara tersebut untuk jangka waktu 10 tahun dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan.

Baca Juga: Prospek Bisnis Menara Telekomunikasi Semakin Berisi

Moody's berharap, Indosat dapat menjual 2.000-3.000 unit menara lagi untuk sumber belanja modal tersebut. Sebagai informasi, setelah menjual 3.100 menara ini, ISAT masih memiliki sisa 5.000 unit menara telekomunikasi.

Bagi Mitratel, pembelian 2.100 menara ini akan menambah aset menaranya menjadi 15.800 unit. Cakupan menara miliki Mitratel di Jawa Tengah juga akan meningkat.

Hal ini sejalan dengan visi Telkom Group yang ingin meningkatkan skala dan performasi operasi Mitratel. Asal tahu saja, saat ini, Mitratel memiliki 13.700 menara.

Mitratel memang tengah fokus pada pertumbuhan anorganik melalui akuisisi menara. Pada Maret 2019 lalu, perusahaan ini juga membeli sebanyak 1.017 unit menara yang tersebar di seluruh Indonesia dari  PT Persada Sokka Tama.

Menurut Moody's, transaksi pembelian menara ini kebanyakan didanai dari utang bank dalam bentuk rupiah. Meskipun begitu, Moody's melihat transaksi ini dapat terkomodasi oleh profil kredit Telkom Group dan tidak terlalu berpengaruh pada tingkat leverage perusahaan.

Baca Juga: Jadi pemenang tender pembelian 1.000 menara, ini strategi Sarana Menara selanjutnya

Sementara, untuk Protelindo, pembelian 1.000 menara ISAT ini akan memperkuat posisi pasarnya sebagai perusahaan menara terkemuka di Indonesia. Asal tahu saja, Protelindo saat ini memiliki 20.152 menara dengan 32.000 tenants (penyewa).

Terlebih lagi, penyedia layanan telekomunikasi teratas di Indonesia berperan sebagaj mayoritas penyewa pada menara Indosat yang diakuisisi ini. Dengan begitu, hal ini akan menjaga kualitas penyewa Protelindo yang sebanyak 94% diduduki oleh Indosat, XL Axiata, Telkomsel, dan H3i (anak perusahaan Hutchison Indonesia).

Menurut Moody's, penjualan penjualan menara telekomunikasi oleh operator telekomunikasi turut meningkatkan proporsi kepemilikan dari perusahaan menara telekomunikasi independen seperti Protelindo. Buktinya, kepemilikan perusahaan-perusahaan ini mencapai 76% dari sekitar total 100.000 menara. Persentase ini meningkat dari tahun 2017 yang sebesar 55%.
 
Sama seperti Mitratel, Moody's juga mengatakan bahwa Protelindo akan mendanai pembelian ini dengan utang bank. Oleh karena itu, Moody's memperkirakan rasio utang terhadap EBITDA Protelindo pada 2019 adalah sekitar  3.0x-3,1x.

Baca Juga: Usai beli 1.000 menara Indosat Rp 1,95 triliun, simak fokus Sarana Menara (TOWR)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×