kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indosat fokus modernisasi jaringan di luar Jawa


Kamis, 19 April 2018 / 07:01 WIB
Indosat fokus modernisasi jaringan di luar Jawa
ILUSTRASI. Logo Indosat ooredoo


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - LAMPUNG. PT Indosat Tbk (ISAT) tengah fokus menggarap modernisasi jaringan. Dari total belanja modal Rp 8 triliun di tahun ini, ISAT mengalokasikan 80% atau sekitar Rp 6,4 triliun untuk meningkatkan kualitas jaringan.

Presiden Direktur ISAT Joy Wahjudi mengatakan, modernisasi jaringan akan diutamakan di kota-kota luar Jawa. "Karena tahun lalu sudah banyak ekspansi di Jawa," ujar dia, Rabu (18/4).

Daerah pertama yang dikembangkan adalah Lampung. Kota ini sengaja dipilih karena tingkat permintaan data yang cukup tinggi, sekaligus merupakan kota transit saat mudik lebaran nanti.

Sejak akhir kuartal IV 2017, ISAT sudah menyiapkan pengembangan jaringan di daerah ini. Tak hanya ibukota provinsi, modernisasi jaringan sudah mencakup 15 kabupaten dan 213 kecamatan, mulai dari Bakauheni, Bandar Lampung, Metro, Sribawono hingga wilayah perbatasan.

Dampak modernisasi jaringan tersebut mulai terlihat. Misalnya, jangkauan jaringan 3G telah meningkat dari 45,68% menjadi 87,02%. Kemudian, jangkauan jaringan 4G tumbuh dari 13,66% jadi 77,82%.  "Khusus untuk Lampung, diharapkan kontribusi pertumbuhannya bisa sampai double digit," imbuh dia. 

Setelah Lampung, ISAT juga menyasar empat kota lain yang berlokasi di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

Di antara pulau-pulau di luar Jawa, Pulau Sumatra memang menjadi fokus perhatian ISAT. Dalam program modernisasi jaringan kali ini, perusahaan membidik dua kota di Sumatra. Maklum, selama ini  Pulau Sumatra menjadi penyumbang pendapatan terbesar setelah Pulau Jawa.

Joy menambahkan, sisa 20% dana belanja modal akan digunakan untuk membiayai komponen teknologi informasi. Menurut dia, pengembangan teknologi perlu dilakukan untuk mengakomodasi lonjakan trafik data.

Sebagai informasi, sepanjang tahun 2017 lalu, pendapatan ISAT tumbuh 2,54% dari Rp 29,18 triliun menjadi sebesar Rp 29,93 triliun. Sedangkan laba tahun berjalan tumbuh 2,04% dari Rp 1,28 triliun menjadi Rp 1,3 triliun.

Kemarin, harga saham ISAT turun 1,9% menjadi Rp 4.640.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×