kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Indonesian Tobacco akan ekspansi pasar domestik dan ekspor dengan dana IPO


Selasa, 28 Mei 2019 / 14:59 WIB
Indonesian Tobacco akan ekspansi pasar domestik dan ekspor dengan dana IPO


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tembakau dan rokok PT Indonesian Tobacco akan menggunakan seluruh dana hasil Initial Public Offering (IPO) untuk menggenjot ekspansi pasar. Lewat penjualan 274,06 juta saham dengan harga penawaran di rentang Rp 180–Rp 230 per saham, Indonesian Tobacco akan mengantongi Rp 49,33 miliar hingga Rp 63,03 miliar.

Presiden Direktur Djonny Saksono menyatakan penguatan pasar di Jawa, Kalimantan, dan Sumatra akan banyak membutuhkan penanganan di kemudian hari. “Tiga area ini punya market yang unik dan potensial. Namun hingga saat ini kami baru menguasai 10% pasar Sumatra dan Kalimantan,” kata Djony dalam paparan publik, Selasa (28/5).

Djonny menjelaskan pemasaran di Indonesia masih luas. Banyak potensi pasar yang bisa dijajaki. Misalnya saja Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sumatra, yang masih belum digarap maksimal.

Sedangkan untuk pasar internasional, Djonny bilang akhir tahun di bulan September atau Oktober, Indonesian Tobacco akan mulai menjajaki pasar India. Proyeksi pengiriman per bulan sebanyak 50 ton-100 ton. Pemesanan biasanya lewat kontainer dengan kapasitas 8-10 ton yang nilainya US$ 15.000 per kontainer.

Namun, Djonny belum bisa memproyeksikan target setahun karena pemasaran rokok selalu bertahap dan butuh waktu. Sehingga ada kemungkinan pengiriman akan meningkat atau menurun. “Jika penjualan di India sudah efektif, penjualan ekspor yang kontribusinya hanya 2%-3% kemungkinan bisa meningkat hingga 30% di tahun depan,” ujarnya.

Djonny menjelaskan, kontrak kerja sama dengan India satu sampai dua tahun. Tetapi tetap tergantung dengan partner dan konsumen. Jika konsumen masih memesan, kemungkinan kontrak kerja sama akan diperpanjang.

Saat ini kapasitas produksi pabrik Indonesian Tobacco 2.500 ton per tahun dengan utilisasi 50%. Djonny bilang kapasitas produksi masih bisa meningkat hingga 3.000 ton per tahun dengan memaksimalkan pabrik di Malang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×