Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tembakau dan rokok PT Indonesian Tobacco Tbk melepas 29,13% saham dari modal yang disetor penuh atau setara dengan 274,06 juta saham dalam initial public offering (IPO) pada 4 Juli 2019 mendatang.
Indonesian Tobacco menawarkan saham dengan harga Rp 180–Rp 230 per saham. Dengan harga tersebut, Indonesia Tobacco akan meraup dana IPO antara Rp 49,33 miliar hingga Rp 63,03 miliar. Harga penawaran ini mencerminkan price to earning ratio (PER) 20,5 kali-22,3 kali dari rata-rata industri.
Calon emiten ini menunjuk Phillip Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Indonesian Tobacco dimiliki mayoritas atau 90,10% oleh Djonny Saksono, dan 9,90% oleh PT Anugerah Investindo Nusantara. Setelah IPO, kepemilikan Djonny susut menjadi 63,85%. Sedangkan kepemilikan Anugerah menyempit menjadi hanya 7,02%.
Book Building akan digelar pada 27 Mei-31 Mei 2019. Indonesian Tobacco menargetkan tanggal efektif 21 Juni 2019 dan masa penawaran umum 25 Juni-1 Juli 2019.
Presiden Direktur Indonesian Tobacco Djonny Saksono mengatakan, dana IPO akan digunakan untuk meningkatkan stok bahan baku karena Indonesian Tobacco berencana ekspansi pasar. “Tahun ini Indonesian Tobacco akan ekspansi ke wilayah potensial di Indonesia dan luar negeri seperti India,” kata Djony, Selasa (28/5).
Asal tahu saja sebelumnya Indonesian Tobacco telah memasarkan produknya ke Jepang, Singapura, dan Malaysia. Menurut Djonny rencana ekspansi tahun ini membutuhkan banyak bahan baku sehingga seluruh dana IPO akan dijadikan belanja modal untuk membeli daun tembakau jenis Virginia.
Djonny bilang, tahun ini Indonesian Tobacco akan menggenjot penjualan di akhir tahun meningkat 20%-25%. Adapun target laba perusahaan yang akan dikejar bisa tumbuh 25%-30%. Hingga saat ini penjualan domestik masih jauh lebih besar dari ekspor. Menurut Djonny pasar domestik lebih mudah digarap sedangkan kalau ekspor tergantung pada rekanan di negara lain.
Menurut Djonny pasar tembakau di Indonesia saat ini luar biasa. Melihat dari capaian target cukai yang selalu tercapai walaupun harga terus pemerintah naikkan. Djonny optimistis produk tembakau bisa tetap eksis sebab rokok adalah industri yang tahan banting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News