Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tembakau dan rokok PT Indonesian Tobacco akan melantai di bursa. Sejumlah analis menilai datangnya emiten baru di pasar tembakau Indonesia masih kurang menarik.
Indonesian Tobacco akan melepas 276,06 juta saham dalam initial public offering (IPO) dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Indonesian Tobacco akan menggunakan dana IPO untuk membeli bahan baku, daun tembakau jenis Virginia.
Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat mengatakan, secara umum prospek industri rokok masih menarik. Namun, bagi emiten tembakau baru yang akan melantai, harus membuktikan eksistensinya di Indonesia untuk menarik minat investor.
“Rokok meskipun prospeknya menarik, tapi ada satu barrier to entry yang salah satunya adalah loyalitas pengguna terhadap satu merek rokok,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (27/5).
Menurut Teguh, saat ini pasar Indonesia telah dikuasai tiga emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Djarum. Masyarakat pun sudah familiar dengan produk dari ketiga perusahaan tersebut.
Berdasarkan pengamatan Teguh sebelumnya, pemain lama seperti Wismilak, Bantoel, dan BTA yang melantai di bursa belum bisa melakukan penetrasi pasar rokok di Indonesia. Investor harus mencermati seberapa kuat Indonesian Tobacco bersaing dan punya pasar tersendiri. “Kalau punya merek yang kuat, investor bisa berharap kinerjanya akan bagus sehingga sahamnya layak investasi,” jelasnya.
Tapi dengan masuknya perusahaan kecil seperti Indonesian Tobacco ini ke pasar modal, Teguh belum berani berspekulasi lebih jauh lagi. Namun Teguh menyarankan kepada investor untuk melihat kinerjanya dalam beberapa tahun ke depan.
Kalau kinerjanya baik, laba tumbuh, dan pangsa pasarnya bagus dengan merek yang lebih dikenal masyarakat, maka saham ini layak untuk dibeli. Namun untuk saat ini Teguh belum rekomendasikan untuk beli dalam waktu dekat karena belum menarik.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, masuknya emiten tembakau baru masih harus menghadapi banyak tantangan khususnya dengan HMSP dan GGRM. Namun investor tetap harus memperhatikan kinerja perusahaan ini ke depan. Kalau valuasinya menarik, bisa saja dibeli. “Begitu juga dengan likuiditasnya baik setelah IPO investor boleh membeli,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News