kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   9.000   0,39%
  • USD/IDR 16.707   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.395   57,53   0,69%
  • KOMPAS100 1.168   8,20   0,71%
  • LQ45 854   5,85   0,69%
  • ISSI 291   2,33   0,81%
  • IDX30 444   1,43   0,32%
  • IDXHIDIV20 513   2,30   0,45%
  • IDX80 132   1,04   0,80%
  • IDXV30 138   1,56   1,14%
  • IDXQ30 141   0,50   0,35%

Indonesia penentu harga timah dunia


Senin, 19 September 2016 / 16:48 WIB
Indonesia penentu harga timah dunia


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Adi Wikanto

Nusa Dua. Sebagai pengekspor pasir timah terbesar di dunia, Indonesia mampu menjadi acuan harga timah global.

Megain Widjaja, Chief Executive Officer PT Bursa Komoditi dan Derivative Indonesia (ICDX) menuturkan, dalam kurun tiga tahun terakhir, pelaku pasar dunia sudah bergantung pada Indonesia sebagai rujukan harga timah dunia.

"Perhatikan saja harga timah di ICDX hari ini, besoknya harga timah di London Metal Exchange (LME) akan mengikuti," terangnya pada acara Indonesia Tin Conference & Exhibition 2016 yang bertempat di Nusa Dua, Bali.

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Bachrul Chairi mengakui pasar domestik dulu selalu mengekori pergerakan harga komoditas di LME. Namun, tren ini berubah sejak sudah tahun 2013. Kini justru mayoritas pergerakan ICDX disusul oleh LME.

Bachrul memandang, Indonesia sudah sepatutnya menjadi penentu harga timah dunia. Sebab, sekitar 70% - 80% pasokan timah global bersumber dari Tanah Air. "Kita yang punya barang, kok mereka yang menentukan. Kita dari price taker jadi price maker," ujarnya.

Guna mencapai posisi saat ini, berbagai ujian telah dijalani. Semisal menciptakan suasana pertambangan yang ramah lingkungan. Sebelum terorganisasi seperti sekarang, Indonesia sempat hampir diboikot oleh perusahaan-perusahaan global seperti Samsung, Apple hingga Phillips.

"Mereka waktu itu melihat Indonesia tidak sustainable. Konsumen mereka menuntut agar memproduksi barang ramah lingkungan. Maka mereka menekan pemasok yaitu Indonesia," jelasnya.

Walhasil, ICDX dibentuk sebagai wadah dalam transaksi jual beli timah di Indonesia guna memenuhi ketentuan tersebut. Saat ini, ICDX dihuni oleh 35 penjual dan 29 pembeli. Secara volume transaksi, investor Singapura mendominasi ICDX.

Menurut Bachrul, prospek timah terbilang cerah di waktu mendatang. Kebutuhan logam industri ini akan terangkat seiring perkembangan otomatisasi, komputerisasi hingga robotisasi yang melanda dunia. Timah memang dimanfaatkan untuk hampir semua sektor industri. Mulai dari produksi barang elektronik hingga kabel listrik.

Kendati demikian, gesitnya penambangan timah sejak ratusan tahun lalu berpeluang menggerus cadangan timah di Indonesia. Bachrul memprediksi, dalam kurun 10 tahun - 15 tahun mendatang, cadangan timah domestik akan lenyap.

"Makanya kita harus menyiapkan agar sisa lokasi penambangan dikembangkan jadi tempat pariwisata atau manufaktur. Pemerintah daerah masih punya waktu untuk berpikir daerah bekas tambang mau dijadikan apa," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×