kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   9.000   0,39%
  • USD/IDR 16.707   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.395   57,53   0,69%
  • KOMPAS100 1.168   8,20   0,71%
  • LQ45 854   5,85   0,69%
  • ISSI 291   2,33   0,81%
  • IDX30 444   1,43   0,32%
  • IDXHIDIV20 513   2,30   0,45%
  • IDX80 132   1,04   0,80%
  • IDXV30 138   1,56   1,14%
  • IDXQ30 141   0,50   0,35%

Harga timah terpojok optimisme The Fed


Selasa, 13 September 2016 / 08:11 WIB
Harga timah terpojok optimisme The Fed


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Jelang pertemuan FOMC, harga komoditas termasuk timah kembali tenggelam. Padahal fundamental timah terhitung sedang kuat. Mengutip Bloomberg, Jumat (9/9) kontrak harga timah pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange merosot 1,40% jadi US$ 19.300 per metrik ton. Sepekan terakhir, timah melemah 0,12%.

Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menuturkan, pernyataan Presiden The Fed negara bagian Boston Eric Rosengren yang menyebut The Fed sudah semakin dekat dengan kenaikan suku bunga membuat harga komoditas terpukul.

"Antisipasi The Fed memang akan terus membayangi pergerakan harga komoditas sampai FOMC berlangsung," tutur Andri.

Apalagi ditambah dengan klaim pengangguran mingguan AS yang terhitung positif pada akhir pekan lalu. Padahal fundamental timah kini sedang mendukung kenaikan harga.

Pertama, laporan Kementerian Perdagangan mencatatkan ekspor timah Indonesia Agustus 2016 naik 62% jadi 5.378,57 metrik ton dibanding bulan sebelumnya. Kedua, prediksi Peter Kettle, markets manager at ITRI Ltd., bahwa produksi timah Indonesia masih di bawah 60.000 ton. Sehingga pasokan global akan lebih sedikit dari permintaan.

Hal ini bisa jadi penopang kenaikan harga timah dalam jangka panjang. "Trennya timah tetap bullish hingga akhir tahun, jangka pendek pun, peluang harga naik lagi masih terbuka," duga Andri.

Tebakan Andri, Selasa (13/9) harga timah punya peluang naik. Karena juga didukung laporan stok timah di LME yang anjlok. World Bureau of Metal Statistic (WBMS) menduga, tahun ini permintaan global timah naik 4,7% dibanding tahun lalu. Ini bakal menjaga tren bullish pergerakan harga.

"Kenaikan harga tetap bisa mengejar level US$ 20.000 per metrik ton di akhir 2016," prediksi Andri. Jika pasokan terus mengempis, tekanan dari dollar Amerika Serikat (AS) bisa sedikit diredam. Walau memang koreksi jelang FOMC sulit dibendung.

Dari sisi teknikal, harga bergerak di atas moving average (MA) 50, 100 dan 200 mendukung kenaikan harga. Begitu juga dengan garis moving average convergence divergence (MACD) yang berada di atas garis 0 berpola uptrend.

Hanya saja relative strength index (RSI) dan stochastic sudah di area overbought sehingga mendukung koreksi lanjutan terjadi. Untuk itu Andri menduga harga timah Selasa (13/9) bergerak terbatas di kisaran US$ 19.230 - US$ 19.650 per metrik ton dan sepekan antara US$ 19.200–US$ 19.700 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×