Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencatat kinerja positif per kuartal III – 2025. Sewa menara menjadi salah satu penentu kinerja TOWR ke depannya.
TOWR mengantongi pendapatan Rp 9,68 triliun sepanjang Januari – September 2025, tumbuh 2,52% secara tahunan atau year on year (YoY). Serta laba bersih sebesar Rp 2,55 triliun, tumbuh 4,41% YoY.
Arief Machrus, Kepala Riset Ina Sekuritas mengatakan, pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh pendapatan dari sewa menara pihak ketiga, yang menyumbang Rp 8,5 triliun, bersama dengan layanan dan pendapatan lainnya yang berjumlah Rp 1,1 triliun.
Baca Juga: KSEI Catat SID Pasar Modal Naik 36% Jadi 20,2 Juta per 24 Desember 2025
“Pendapatan per pelanggan termasuk Rp 3,9 triliun dari PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL), Rp 3,3 triliun dari PT Indosat Tbk (ISAT), dan Rp 1,1 triliun dari Telkomsel,” ujar Arief dalam risetnya pada 7 November 2025.
Arief mencatat bahwa pada kuartal III – 2025, total aset TOWR mencapai Rp 78,2 triliun, naik dari Rp 77,8 triliun pada akhir tahun 2024. Total kewajiban turun menjadi Rp 51,9 triliun dari Rp 58,6 triliun. Sementara total ekuitas tumbuh menjadi Rp 26,3 triliun, dibandingkan dengan Rp 19,1 triliun pada tahun 2024.
“Pada akhir kuartal ketiga tahun 2025, aset Fiber to the Home (FTTH) mencapai sekitar 1.795.900 rumah yang terhubung, dengan 235.890 rumah yang terhubung, mencerminkan tingkat penetrasi 13%,” ucap Arief.
Sementara itu, perusahaan secara aktif memperluas layanan konektivitasnya melalui berbagai penawaran Very Small Aperture Terminal (VSAT), nirkabel, dan kabel di bawah pengaturan B2B dan B2G, mencapai 25.163 aktivasi. EBITDA sembilan bulan di 2025 naik 1% YoY menjadi Rp 8,0 triliun.
“Manajemen mempertahankan panduan tahun 2025 untuk pertumbuhan pendapatan satu digit rendah, didukung oleh ekspansi non-menara dan peningkatan jaringan di Jawa dan kota-kota terpilih,” kata Arief.
Baca Juga: OJK dan BEI Targetkan Aturan Kenaikan Free Float Tuntas pada Tahun 2026
Arief menambahkan bahwa setelah penerbitan saham baru senilai Rp 5,5 triliun, TOWR berfokus pada efisiensi belanja modal dan sinergi di seluruh menara, fiber, dan konektivitas. Hal ini untuk meningkatkan profitabilitas dan memperkuat struktur modalnya.
Gani, Equity Analyst OCBC Sekuritas menyoroti bisnis penyewaan menara yang lesu kemungkinan akan berlanjut hingga tahun 2026. Ia mencatat bahwa TOWR hanya menambahkan 178 penyewa bersih dalam sembilan bulan di 2025, sebuah kontras yang mencolok dengan tahun-tahun puncaknya antara tahun 2019 sampai tahun 2021. Ketika kurun waktu tersebut, penambahan organik rata-rata sekitar 2.000–3.000 penyewa setiap tahun.
Gani mengaitkan perlambatan tersebut terutama dengan merger ISAT–Hutchison, yang telah mendorong konsolidasi jaringan dan meredam permintaan tambahan. Meskipun integrasi ISAT seharusnya selesai pada akhir tahun 2025, hambatan serupa muncul dari merger EXCL–FREN tahun ini.
“Akibatnya, kami memperkirakan pertumbuhan penyewaan akan tetap lesu hingga 2026 – 2027, dengan penambahan bersih 250 – 300 penyewa setiap tahun. Kami juga memperkirakan penurunan bertahap dalam rasio penyewaan dari 1,64 kali pada tahun 2024 menjadi 1,61 kali –1,59 kali pada tahun 2025 – 2026,” ujar Gani dalam risetnya pada 1 Desember 2025.
Harry Su, Managing Director Research dan Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia memproyeksikan kinerja TOWR pada awal tahun depan akan cenderung flat dikarenakan belum adanya sentimen positif yang signifikan. Ia menambahkan, ?low purchasing power yang akan mempengaruhin industri telekomunikasi juga akan menekan industri tower telekomunikasi. Menurutnya, ada potensi permintaan sewa baru pada awal tahun, tetapi mungkin tidak begitu signifikan.
“Jika ekonomi membaik dan pemain telco serentak menaikan rata-rata pendapatan per pengguna atau ARPU, maka akan mendorong ekspansi dan meningkatkan permintaan tower,” ujar Harry kepada Kontan, Selasa (30/12/2025).
Gani memproyeksikan pendapatan dan laba bersih TOWR tahun 2025 masing – masing Rp 13,11 triliun dan Rp 3,39 triliun. Adapun pada tahun 2024, TOWR mengantongi pendapatan sebesar Rp 12,74 triliun dan laba bersih Rp 3,34 triliun.
Gani, Arief, dan Harry Su merekomendasikan Buy saham TOWR dengan target harga masing – masing Rp 700 per saham, Rp 715 per saham, dan Rp 1.050 per saham. Adapun risiko investasi yang perlu diwaspadai antara lain ekspansi operator jaringan telekomunikasi (Mobile Network Operator/MNO) yang lebih lambat, kemajuan teknologi baru yang mengganggu bisnis, dan penundaan penurunan suku bunga.
Selanjutnya: Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 16.771 Per Dolar AS Hari Ini (39/12), Baht Melesat
Menarik Dibaca: Promo Hypermart Beli Banyak Lebih Hemat sampai 1 Januari, Kecap Bango Beli 2 Murah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













