kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.197   56,46   0,79%
  • KOMPAS100 1.106   11,25   1,03%
  • LQ45 878   11,38   1,31%
  • ISSI 221   1,04   0,47%
  • IDX30 449   5,97   1,35%
  • IDXHIDIV20 540   5,29   0,99%
  • IDX80 127   1,41   1,12%
  • IDXV30 134   0,41   0,31%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia dan Malaysia Perketat Pasokan, Harga CPO Sentuh Rekor Tertinggi


Kamis, 20 Januari 2022 / 20:17 WIB
Indonesia dan Malaysia Perketat Pasokan, Harga CPO Sentuh Rekor Tertinggi
ILUSTRASI. Mandatory biodiesel Indonesia dan Malaysia perketat pasokan, harga CPO sentuh rekor tertinggi


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) kembali sentuh rekor tertinggi. Sentimen uji coba Biodiesel 40 (B40) awal Februari mendatang jadi penyokong harga minyak sawit ini. 

Mengutip Bloomberg, harga CPO di Malaysia Derivaties Exchange kotrak pengiriman Aril 2022 sentuh harga tertinggi lebih dari lima tahun di RM 5.193 per ton. Dalam sepekan harga CPO naik 4,11%. 

Ibrahim Assuaibi, Direktur TRFX Garuda Berjangka mengatakan harga CPO terangkat karena Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai persiapan uji coba B40 di Februari 2022.

Ibrahim menilai uji coba tersebut akan banyak menyerap pasokan CPO sehingga ada potensi Indonesia membatasi ekspor CPO. 

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Aneka Tambang (ANTM) Saat Wacana Pungutan Pajak Ekspor Muncul

Research & Development ICDX Yoga Girta juga mengatakan, tren pergerakan CPO yang naik masih terjadi karena efek pasca Indonesia mengumumkan kebijakan pembatasan ekspor dalam upaya pemenuhan kebutuhan minyak goreng dalam negeri.

"Sentimen ini masih berlanjut karena baru akan efektif berlaku pada 24 Januari," kata Yoga. 

Sementara, persoalan produksi juga masih memberikan katalis positif bagi harga CPO. Ibrahim mengamati ekspor CPO dari Malaysia sejak 1-15 Januari menurun 32%-45%.

Penyebabnya, di Malaysia terjadi kekurangan tenaga kerja yang berkepanjangan sejak pandemi Covid-19 muncul. "Tenaga kerja asing masih kurang untuk kembali bekerja memproduksi CPO ditambah produksi menurun karena badai La Nina," kata Ibrahim, Kamis (20/1). 

Baca Juga: Cegah Kenaikan Berulang, Komisi VI DPR Minta Ada Tata Niaga Harga Minyak Goreng

Di sisi lain, ketegangan geopolitik antara Ukraina dan Rusia juga turut mengangkat naik harga komoditas termasuk CPO. Ibrahim melihat respon AS mengultimatum Rusia menambah ketegangan yang membuat dollar AS melemah sementara harga komoditas naik. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×