Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi milik negara PT Indofarma Tbk (INAF) menarik sukarela sejumlah produk ranitidin yang dinyatakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tercemar N-Nitrosodimethylamine (NDMA).
Direktur Keuangan Indofarma Herry Triyatno menjelaskan, penarikan sukarela produk ini tidak berpengaruh pada penjualan obat INAF. “Indofarma memproduksi ranitidin dalam sediaan tablet dan injeksi. Data penjualan menunjukkan kontribusi yang tidak signifikan dalam portofolio segmen obat Indofarma,” kata Herry kepada Kontan.co.id, Selasa (8/10).
Herry menjelaskan, salah satu produk sediaan tablet ranitidin INAF menggunakan bahan dari Orchev Pharma yang memberikan statement letter bersih dan tidak tercemar NDMA. Hal ini masih dinyatakan aman oleh BPOM. Dengan demikian produk tablet ranitidin Indofarma dinyatakan aman dan tidak dilakukan recall.
Baca Juga: Ranitidin ditarik, sejumlah emiten farmasi tak ubah target penjualan
Sedangkan untuk produk injeksi, Indofarma menggunakan dua sumber bahan dari laboratorium Dr. Reddys dan Orchev Pharma. Adapun bahan dari Dr Reddys yang dinyatakan mengandung cemaran NDMA dan dengan demikian sisa stok yang ada dilakukan recall.
Sisa stok produk jadi yang ada baik ranitidin injeksi maupun mereknya yaitu Indoran injeksi adalah produksi tahun 2017 dengan masa berlaku di Oktober 2019 ini. Herry menjelaskan stok inilah yang dilakukan voluntary recall yang sebenarnya tanpa perintah recall sekalipun INAF akan melakukan proses retur ke pabrik.
Baca Juga: Phapros tarik peredaran obat yang mengandung ranitidin
Selanjutnya sejak 2018 karena daya saing produk toll belum diproduksi lagi dan saat ini sedang persiapan untuk trial di fasilitas sendiri, INAF akan menggunakan bahan selain dari Orchev yang telah dinyatakan aman.
Kesimpulannya Herry menyatakan kasus perintah penarikan ranitidin tidak banyak berpengaruh ke bisnis Indofarma. Penjualan produk ini masih disokong produk tablet yang masih eksis aman bahannya dan untuk injeksi kecil penjualannya dan sudah ada alternatif bahan bakunya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News