kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.776.000   7.000   0,40%
  • USD/IDR 16.565   20,00   0,12%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Indocement (INTP) Optimistis Kinerja di Tahun 2025 Terdorong oleh Program Pemerintah


Selasa, 25 Maret 2025 / 18:59 WIB
Indocement (INTP) Optimistis Kinerja di Tahun 2025 Terdorong oleh Program Pemerintah
ILUSTRASI. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) optimistis kinerja perseroan di tahun 2025 bisa terdorong program pemerintah.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) optimistis kinerja perseroan di tahun 2025 bisa terdorong program pemerintah.

Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Christian Kartawijaya mengatakan, industri semen masih akan terbebani oleh sejumlah sentimen negatif, seperti oversupply dan pemangkasan anggaran di tahun ini. 

Meskipun begitu, sejumlah program pemerintah bisa membantu kinerja emiten semen di tengah tekanan tersebut.

“Misalnya, seperti program tiga juta rumah dan pembangunan infrastruktur lainnya,” ujarnya saat ditemui Kontan usai Public Expose INTP, Selasa (25/3).

Permintaan dari segmen ritel dengan jenis semen kantong diharapkan meningkat seiring dengan upaya pemerintah dalam memperkuat daya beli masyarakat. 

Baca Juga: Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Catat Penjualan Semen& Klinker 20,49 Juta di 2024

“Sebab, saat daya beli meningkat, konsumsi semen kantong juga ikut terdorong. Masyarakat cenderung melakukan renovasi rumah kalau ada uang, seperti menambah kamar atau mengganti lantai," katanya.

Meskipun pemangkasan infrastruktur mempengaruhi penjualan semen curah, tetapi hal itu bisa ditutupi dengan penjualan semen kantong jika program tiga juta rumah jadi.

Menurut hitungan INTP, 1 juta rumah membutuhkan sekitar 2,7 ton-3 ton semen, sehingga berpotensi menaikkan penjualan semen kantong 14%-15%.
 
“Selain itu, masih ada lagi proyek infrastruktur yang sudah memiliki pendanaan, seperti MRT dan LRT, yang tetap berjalan,” katanya.

Di sisi lain, Christian juga memberikan pandangan terkait isu izin pendirian pabrik semen baru di daerah Wonogiri. Saat ini, industri semen masih menghadapi tingkat utilisasi yang rendah, sekitar 53% pada 2024. 

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Indocement (INTP) yang Optimistis di Tengah Daya Beli Lemah

Oleh karena itu, INTP berharap pemerintah mempertahankan kebijakan moratorium pembangunan pabrik baru tetap dipertahankan guna menjaga keseimbangan industri. 

"Saat ini, kapasitas produksi nasional masih jauh di atas kebutuhan. Tambahan pabrik baru berpotensi memperburuk kondisi industri,"  tuturnya.

Selanjutnya: PLTN Masuk dalam RUKN Hingga 2060, Ini Kapasitas yang Direncanakan

Menarik Dibaca: Tes Kesehatan Otak Mudah dengan Aplikasi BrainEye

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×