Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membidik kenaikan kinerja dari sisi produksi dan penjualan batubara untuk tahun 2023. Direktur Komunikasi Korporat & Hubungan Investor Yulius Gozali bilang, untuk tahun ini ITMG membidik penjualan batubara sekitar 21,5 juta ton hingga 22,2 juta ton.
Jumlah ini meningkat dari realisasi tahun 2022 dimana penjualan batubara ITMG sebanyak 18,9 juta ton yang dipasarkan ke China sekitar 5,9 juta ton, Indonesia sebesar 4,2 juta ton, Jepang sebanyak 2,9 juta ton, Filipina sekitar 1,5 juta ton, India sebanyak 1,1 juta ton, negara-negara lain di Asia Pasifik, dan Eropa.
"Kinerja keuangan ITM, termasuk pendapatan dan laba bersih akan dipengaruhi oleh harga komoditas batubara di karena kan bisnis utama ITM adalah sebagai produsen batubara," kata Yulius kepada Kontan, Jumat (10/3).
Yulius masih belum merinci lebih jauh target pendapatan dan laba bersih tahun ini. Yang terang, demi memuluskan rencana kerja tahun ini, ITMG mengalokasikan belanja modal mencapai US$ 84,3 juta.
Nantinya, dana ini akan digunakan untuk perawatan umum (equipment overhaul), pembangunan sarana pendukung, persiapan tambang baru, dan perluasan ke bidang bisnis energi terbarukan.
Baca Juga: Dividen Jumbo di Depan Mata, Kinerja Melesat Indo Tambangraya (ITMG)
Sebelumnya, Direktur Utama ITMG Mulianto mengatakan dari target volume penjualan pada 2023, sebanyak 20% harga jualnya telah ditetapkan, 45% mengacu pada indeks harga batubara. Sedangkan sisanya 35% belum terjual.
"ITMG akan terus melakukan eksplorasi aset tambang guna memastikan pertumbuhan organik atas cadangan batubara yang dimiliki, mengembangkan lahan tambang yang baru, dan memperhatikan peluang yang ada pada mineral lainnya," kata Mulianto dalam keterangan resmi, Rabu (1/3).
Adapun, demi memastikan penjualan untuk 35% volume batubara yang belum berkontrak, ITMG menyiapkan sejumlah strategi antara lain menawarkan ke pembeli reguler maupun mengikuti tender baik di pasar domestik maupun pasar ekspor.
"Juga menawarkan ke pembeli prospek dan potensial, terutama ITMG akan mengoptimalkan pasar premium," kata Yulius.
Asal tahu saja, ITMG mencetak laba bersih senilai US$ 1,2 miliar sepanjang 2022. Jumlah ini melesat 152,34% dari realisasi laba bersih yang dicetak tahun 2021 yang hanya US$ 475,57 juta.
Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan Indo Tambangraya. Emiten tambang batubara ini membukukan pendapatan senilai US$ 3,63 miliar, naik 75,14% dari pendapatan di tahun 2021 yang hanya US$ 2,07 miliar.
Pendapatan dari penjualan batubara kepada pihak ketiga mendominasi pendapatan ITMG, yakni sebesar US$ 3,52 miliar, disusul penjualan batubara kepada pihak berelasi senilai US$ 105,09 juta. Adapun pelanggan yang memiliki transaksi lebih dari 10% dari jumlah pendapatan bersih konsolidasian yakni kepada Marubeni Corporation senilai US$ 433,39 juta.
Secara segmentasi geografis, Asia Tenggara (kecuali Indonesia), India, dan Pakistan menjadi tujuan utama penjualan ITMG, yakni mencapai US$ 1,02 miliar, disusul penjualan ke Jepang senilai US$ 962,56 miliar, penjualan ke wilayah Asia Timur seperti Taiwan, China, Hong Kong dan Korea senilai US$ 958,79 juta, penjualan ke pasar domestik senilai US$ 664,48 juta, dan penjualan ke Eropa senilai US$ 25,39 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News