Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju harga minyak mentah terus berlanjut dan mengukir level puncak pada pekan ini. Meski berbagai sentimen positif terus menopang, terbuka juga peluang harga terkoreksi dalam waktu dekat. Setidaknya, indikator teknikal mulai memberi sinyal tersebut.
Mengutip Bloomberg, Kamis (19/4) pukul 18.20 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2018 di New York Mercantile Exchange menguat 0,98% ke level US$ 69,14 per barel.
Analis Global Kapital Investama, Nizar Hilmy melihat, harga minyak saat ini memang masih bergerak di atas garis MA 10 dan MA 25. Bahkan, garis MA 10 masih bertengger di atas MA 25. "Ini mengonfirmasi tren bullish minyak dalam jangka pendek," paparnya, Kamis (19/4).
Indikator moving average convergence divergence (MACD) juga masih dalam area positif, disertai histogram yang naik di level 1,3.
Namun, dilihat dari indikator relative strength index (RSI), saat ini sudah berada di level 66-67. Indikator stochastic juga berada di level 92. Kedua indikator ini sama-sama menunjukkan kondisi jenuh beli alias overbought.
Analis PT Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar juga menilai, harga minyak saat ini masih bergulir di atas garis MA 50, 100, dan 200. MACD juga masih di area positif. "Potensi penguatan masih ada, tapi mulai terbatas," katanya. Alasannya sama, indikator RSI dan stochastic mengindikasikan kondisi rawan koreksi akibat jenuh beli.
Untuk itu, Deddy memproyeksi, Jumat (20/4), harga minyak WTI akan berada dalam rentang US$ 67,20-US$ 69,50 per barel. Sementara, sepekan ke depan, harga akan bergerak di kisaran US$ 66,20-US$ 69,50.
Sementara, Nizar memperkirakan, besok, harga minyak akan bergerak dalam area support US$ 67,90-67,50 dan resistance US$ 69,60-US$ 70,00. Akhir tahun ini, ia melihat harga minyak masih akan terjaga pada level US$ 65-US$ 75 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News