kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak WTI lanjut reli menembus level US$ 69 sebarel


Kamis, 19 April 2018 / 19:53 WIB
Minyak WTI lanjut reli menembus level US$ 69 sebarel
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia terus melaju. Pekan ini, harganya bahkan terus mencetak rekor baru.

Mengutip Bloomberg, Kamis (19/4) pukul 18.20 WIB, harga minyak mentah west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2018 di New York Mercantile Exchange naik 0,98% ke level US$ 69,14 sebarel. Ini level tertinggi sejak Desember 2014.

Analis Global Kapital Investama Nizar Hilmy menjelaskan, harga minyak masih terus terdorong pasca Energy Information Administration (EIA) pada Rabu (18/4), melaporkan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) menyusut sebanyak 1,1 juta barel.

Di samping itu, Nizar menilai, harga minyak juga tersokong sentimen driving season di AS yang biasanya terjadi menjelang pertengahan tahun. Pada musim ini, tingkat berkendara di AS semakin tinggi, sehingga permintaan terhadap bahan bakar minyak  ikut terkerek. "Ini sejalan dengan EIA yang merilis data stok bensin AS ikut berkurang 2,9 juta barel per pekan lalu," jelasnya, Kamis (19/4).

Dukungan lain juga datang dari potensi konflik geopolitik, baik di Suriah, Iran, maupun Semenanjung Korea. Analis PT Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menjelaskan, Presiden AS Donald Trump sempat membuat pernyataan bahwa ada potensi pertemuan antara dirinya dan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, tidak akan terjadi.

"Kalau pertemuan ini batal, ada kekhawatiran ketegangan di Korea akan kembali muncul," ujarnya, Kamis (19/4). Sementara, walaupun belum ada eskalasi lagi, konflik geopolitik di Suriah dan Iran masih menggantung.

Meski begitu, Nizar mengimbau agar pelaku pasar bersiap terhadap kemungkinan terjadinya koreksi. Di tengah harga yang tengah melambung, aksi ambil untung sangat mungkin terjadi dan menyeret harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×