kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indika Energy (INDY) incar kepemilikan 100% saham tambang emas di Luwu


Kamis, 05 Agustus 2021 / 07:25 WIB
Indika Energy (INDY) incar kepemilikan 100% saham tambang emas di Luwu


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) semakin mantap memacu bisnis tambang emas. INDY berencana memperbesar porsi kepemilikan saham hingga mencapai 100% di Nusantara Resources Limited (NUS) maupun anak usahanya, PT Masmindo Dwi Area (Masmindo),.

Direktur INDY, Purbaja Pantja menyampaikan, INDY sebelumnya telah melakukan penandatanganan Scheme Implementation Deed (SID) untuk rencana pengambilalihan saham tersebut pada Juni 2021 lalu.

“Kalau sampai SID ini berjalan dengan lancar yang kita harapkan akan terjadi di bulan Oktober, kita secara efektif akan mempunyai saham di Nusantara 100% dan juga 100% di Masmindo secara langsung dan tidak langsung,” kata Purbaja dalam acara Media Gathering Indika Energy yang digelar virtual, Rabu (4/8).

Purbaja menuturkan, INDY sebelumnya telah melakukan investasi awal di NUS pada akhir 2018 lalu. Setelahnya, kegiatan investasi INDY terus berlanjut baik di NUS maupun di anak usaha NUS.

Baca Juga: Semester I 2021, Petrosea (PTRO) raup laba US$ 11,76 juta

NUS sendiri merupakan perusahaan pertambangan emas yang terdaftar di Australian Stock Exchange (ASX) dengan Proyek Awak Mas sebagai proyek utamanya. Pada proyek tambang emas yang berlokasi di Luwu, Sulawesi Selatan itu, anak perusahaan NUS, Masmindo, memiliki hak eksklusif untuk mengeksploitasi proyek Emas Awak Mas hingga tahun 2050 mendatang.

Berdasarkan catatan Purbaja, sampai saat ini, INDY telah memiliki total kepemilikan saham sebanyak 45,8% di Masmindo. Sebanyak 27,8% kepemilikannya merupakan kepemilikan tidak langsung melalui NUS.

Rencana memperbesar porsi kepemilikan saham di NUS merupakan bagian dari upaya INDY untuk memacu porsi kontribusi sektor non batubara dalam pendapatan. Asal tahu, INDY menargetkan pendapatan dari bisnis sektor non batubara bisa mencapai 50% dalam total pendapatan perusahaan pada tahun 2025 nanti.

Sebagai pembanding, menurut data perusahaan, porsi kontribusi sektor non batubara baru mencapai sekitar 13,7% dalam total pendapatan INDY pada sepanjang paruh pertama tahun ini. Sekitar 86,3% pendapatan INDY pada periode ini masih berasal dari sektor batubara.

Catatan saja, pada sepanjang semester pertama tahun ini, INDY membukukan pendapatan sebesar US$ 1,28 miliar, naik 14,07% dibanding realisasi pendapatan semester pertama tahun lalu yang sebesar US$ 1,12 miliar.

Dari hasil pendapatan itu, INDY mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar US$ 12 juta di semester I 2021, berbalik dari posisi bottom line INDY di semester I 2020 tercatat rugi bersih US$ 21,91 juta.

Purbaja tidak merinci berapa proyeksi kontribusi bisnis emas secara khusus dalam target porsi 50% sektor non batubara yang telah dicanangkan. Yang terang, Purbaja mencatat bahwa potensi reserves atawa cadangan daripada Masmindo mencapai sekitar 1,5 juta ons.

“1,5 juta ons ini akan kita garap rencananya dalam kurun waktu 10-11 tahun, jadi kalau kita  cerita life of mine (umur tambang), sekitar 10-11 tahun, jadi secara rata-rata kalau kita lihat ambil per tahun daripada produksinya nanti pada saat ini sudah berproduksi adalah sekitar 150.000 ons per tahun,” ujar Purbaja.

Direktur INDY, Retina Rosabai mengatakan, penambahan kepemilikan saham di NUS bakal memanfaatkan kas internal perusahaan maupun pinjaman perbankan.

“Jadi akan kombinasi antara kas kami sendiri dan financing daripada bank,” tutur Retina.

 

Selanjutnya: Ini faktor yang mendorong kenaikan kinerja Indika Energy (INDY) di semester I-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×