kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks syariah melesat di tengah pandemi Covid-19, ini sebabnya


Jumat, 09 April 2021 / 19:23 WIB
Indeks syariah melesat di tengah pandemi Covid-19, ini sebabnya
ILUSTRASI. Saham-saham syariah berkinerja positif di tengah pandemi Covid-19.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham syariah berkinerja positif di tengah pandemi Covid-19. Ini tercermin dari tiga indeks syariah di bursa yang bergerak lebih baik dibandingkan sebelum pandemi. Tiga indeks tersebut adalah Indeks Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Index 70  (JII70), dan  Jakarta Islamic Index (JII). 

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, sejak kasus Covid-19 di Indonesia pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020 hingga 31 Maret 2021, ISSI menguat hingga 13,9%. Sementara itu, JII70 naik 12,3% dan JII meningkat 7,8%. 

Bahkan, pergerakan ketiga indeks syariah itu lebih baik dibandingkan LQ45 maupun IDX30 yang terkerek masing-masing 5,1% dan 2,4%. Sebagai pembanding, di masa sebelum pandemi Januari-Februari 2020, kinerja ISSI melorot 16,5%. Sementara itu, JII70 dan JII terkikis masing-masing 18,4% dan 19,1%. 

Baca Juga: Ini kiat berinvestasi bagi milenial agar bisa dapat cuan di masa pandemi

Analis Panin Sekuritas Indonesia William Hartanto mencermati, penguatan tiga indeks syariah itu terdorong tren kenaikan saham-saham syariah. "Sejak PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) naik tahun lalu, mulai banyak juga saham-saham syariah ikut menguat. Ini yang menjadi penyebab indeks syariah lebih bagus daripada IDX30 dan LQ45," ujar William kepada Kontan.co.id, Jumat (9/4). 

Ke depan William mencermati, pergerakan indeks-indeks syariah itu memang bergantung pada bobot pada masing-masing sahamnya. Akan tetapi William memperkirakan secara keseluruhan, potensi indeks untuk meningkat cukup besar. 

Dia pun cenderung menyarankan take profit saham-saham syariah yang sudah menguat di atas 6% hingga 8% secara year to date (ytd). "Yang lainnya, apabila masih dalam tren sideways bisa dibeli," ujar William. 

Baca Juga: Menguat 0,98% sepekan, IHSG diproyeksi rawan koreksi pada awal pekan depan

Sementara itu, Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Ike Widiawati menambahkan, pertumbuhan kinerja indeks-indeks syariah akan lebih terbatas di tahun 2021. "Mengingat saham-saham pendorongnya sudah mulai memasuki fase priced in, di mana pelaku pasar cenderung melakukan profit taking atau kemungkinan tidak lagi agresif," kata Ike kepada Kontan.co.id, Jumat (9/4). 

Adapun Ike mencermati, kenaikan tiga indeks saham syariah selama pandemi Covid-19 terdorong oleh saham-saham seperti BRIS, ANTM, INCO, EMTK, dan BANK

Baca Juga: Bank Net Indonesia Syariah berganti nama jadi Bank Aladin Syariah

Cerminan pasar saham syariah yang tumbuh konsisten

Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh sempat menjelaskan sebelumnya, kenaikan yang dialami tiga indeks syariah itu mencerminkan pasar saham syariah yang tumbuh konsisten. "BEI  terus melakukan inovasi sehingga tiap tahunnya ada milestone baru," ujar Irwan kepada wartawan beberapa waktu lalu. 

Bursa mencatat, jumlah saham syariah cenderung meningkat sejak tahun 2016. Per 31 Maret 2021, terdapat 434 saham syariah dari total 724 saham. Jumlah ini setara  59,94%. Sementara itu, kapitalisasi pasar saham syariah mencapai Rp 3.439 triliun dari total Rp 7.071 triliun atau setara 48%. 

Bursa juga mencatat, rata-rata volume transaksi saham syariah mencapai 9.284 juta saham atau 46% dari rata-rata volume transaksi seluruh saham. 

Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian saham syariah mencapai 60% dari total transaksi saham atau setara 836.923 kali. Adapun rata-rata nila transaksi saham syariah mencapai 58% dari total saham, atau setara Rp 9.276 miliar. 

Baca Juga: Pasar modal syariah domestik berkembang, jumlah investor tumbuh 647% dalam 5 tahun

Dilihat dari jumlah investornya, investor syariah di bursa tumbuh konsisten. Rata-rata pertumbuhan investor syariah sejak tahun 2016 hingga 2020 mencapai 65%. Per Februari 2021, investor syariah di Indonesia menyentuh 91.703. 

Adapun ke depan, pasar modal syariah Indonesia memiliki peluang untuk terus berkembang. Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi dalam kesempatan yang sama mengungkapkan, peluang ini terdorong populasi muslim di Indonesia yang besar, mencapai 229 juta dari 263 juta total populasi. Bahkan di dunia, populasi muslim di Indonesia mencapai 13%. 

Di sisi lain, total aset pasar modal syariah Indonesia di tahun 2020 baru berkontribusi  29% dari PDB Indonesia tahun 2020 atau setara Rp 4.597 triliun. "Kontribusi aset pasar modal syariah Indonesia di PDB cukup terbatas, sekalipun pada beberapa waktu terakhir mengalami perkembangan. Ini kami pandang menjadi ruang yang berpotensi berkembang lebih lanjut," jelas Hasan. 

Baca Juga: Hasil investasi asuransi syariah mulai membaik pada Januari 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×