Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Indeks saham tambang minus 6,59% dalam sebulan terakhir, atau terburuk di antara sektor-sektor lainnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tetapi secara year to date (ytd), kinerja indeks ini terbilang masih positif. Meski di sektor tambang mengalami penurunan, rupanya tak berefek langsung terhadap pergerakan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Sekretaris Perusahaan PTBA Suherman mengatakan, yang menjadi penyebab kinerja sektor tambang terpuruk pada sebulan terakhir ini tidak terlepas dari turunnya harga batubara dan dampak dari melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Tapi kondisi ini tak berdampak secara langsung bagi harga saham PTBA," jelasnya kepada kontan.co.id, Selasa (6/11).
Alasannya karena kinerja keuangan dan penjualan mineral tambang PTBA pada kuartal III-2018 masih cukup positif dibandingkan dengan kuartal II-2018, bahkan terhadap tahun lalu.
"Tapi, mengingat PTBA belum merilis kinerja kuartal III, maka kami belum dapat menyampaikan data kinerja operasi maupun kinerja keuangan," tuturnya.
Ia menambahkan bahwa kinerja PTBA hingga akhir tahun akan didukung oleh penambahan penjualan batubara kalori tinggi dan potensi kenaikan permintaan batubara di periode kuartal IV seiring dengan datangnya periode musim dingin di Eropa dan Asia Utara.
Suherman menerangkan di tahun ini, pihaknya tidak merevisi target kinerja karena berkaca pada realisasi kinerja operasional dan keuangan yang masih inline dengan target awal.
Berdasarkan catatan kontan.co.id, realisasi produksi batubara PTBA sampai September 2018 ini sudah melebihi 19 juta ton batubara. Perolehan ini meningkat cukup signifikan dari total produksi pada Agustus 2018 sebesar 13,82 juta ton batubara atau naik sekitar 46%.
Sementara untuk penjualan ke pasar domestik mencapai sekitar 9,5 juta ton untuk periode Januari sampai September 2018. PTBA mematok penjualan ke pasar domestik sebesar 13,34 juta ton batubara.
Lalu untuk pasar ekspor, sampai September 2018, perusahaan sudah menjual sebesar 8,5 juta ton batubara dari target penjualan ke pasar ekspor sebesar 12,14 juta ton batubara. Sedangkan, sebagai salah satu eksportir batubara, PTBA memang tengah membidik pasar ekspor baru untuk mengurangi ketergantungan pada pasar Tiongkok.
Selain menyasar pasar baru, perusahaan juga akan meningkatkan porsi untuk pasar Jepang dan Taiwan sejalan dengan PTBA yang saat ini tengah menggenjot batubara berkalori tinggi.
PTBA menargetkan mampu memproduksi sebesar 900.000 ton batubara berkalori tinggi pada tahun ini. Salah satu tambang yang menghasilkan batubara kalori tinggi ini berada di wilayah tambang Air Laya.
Dari sisi kinerja keuangan, perusahaan mencatatkan pendapatan pada semester I-2018 naik 16,70% menjadi Rp 10,49 triliun dari Rp 8,99 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sementara perusahaan belum dapat menyampaikan perolehan kinerja sampai September 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News