kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks saham syariah mencetak rekor tertinggi sejak pandemi, simak rekomendasi ini


Kamis, 19 November 2020 / 16:39 WIB
Indeks saham syariah mencetak rekor tertinggi sejak pandemi, simak rekomendasi ini
ILUSTRASI. Saham penghuni JII sudah melesat dan mencapai level tertinggi sejak Maret


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham syariah baik Jakarta Islamic Index (JII), Jakarta Islamic Index 70 (JII70) maupun Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) mencetak rekor tertinggi sejak indeks turun gara-gara pandemi Covid-19 pada Maret 2020. JII menyentuh level tertingginya pada Rabu (18/11) di angka 595,22 sejak 26 Maret 2020. ISSI dan JII70 menyentuh level tertinggi pada hari ini (19/11) masing-masing di 162,51 dan 203,51, sejak 6 Maret 2020. 

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, kenaikan tersebut sejalan dengan peningkatan harga komoditas sehingga membuat saham-saham pertambangan di indeks syariah mendorong penguatan. Selain itu, saham yang bergerak di industri farmasi juga terdorong sentimen pandemi Covid-19. 

Sukarno melampirkan data saham-saham penghuni JII yang sudah melesat dan mencapai level tertinggi sejak Maret beberapa waktu belakangan antara lain INCO, ERAA, ANTM, MDKA, SCMA, BTPS, JSMR, TPIA, WIKA, dan UNTR. Sedangkan penghuni ISSI yang juga sudah mencapai level tertinggi sejak Maret adalah PYFA, BRIS, PURE, JSKY, INAF, CENT, DMMX, MARK, SMBR, dan SAMF

"Mayoritas saham terdepan yang naik signifikan kinerjanya bagus juga. Terutama sektor pertambangan setelah sempat turun di awal terjadi lockdown," kata Sukarno, Kamis (19/11). 

Baca Juga: Reksadana syariah jadi pilihan unggul selama pandemi

Kenaikan harga saham yang juga sejalan dengan kinerja yang membaik membuat Sukarno melihat prospek ke depannya bagus. Terutama karena optimisme ekonomi di tahun 2021 kembali pulih dengan adanya vaksinasi yang segera siap tahun depan. 

"Kemudian ada banyak kebijakan yang dikeluarkan untuk meningkatkan ekonomi.  Selain omnibus law, terbaru suku bunga Bank Indonesia (BI) turun menjadi 3,75% ini merupakan sentimen tambahan untuk meningkatkan ekonomi yang ekspansif," kata Sukarno.

Dus, Sukarno mengatakan untuk saham mayoritas di indeks JII bisa dikoleksi. Saham-saham yang masih mencatatkan penurunan cukup dalam sejak awal tahun berpotensi naik minimal 20% hingga lebih dari 35% sampai tahun depan dari level saat ini.

Baca Juga: IHSG menguat lima hari berturut-turut hingga Kamis (19/11), akumulasi sepekan 2,48%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×