Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Performa reksadana indeks terangkat pulihnya kinerja dari indeks-indeks saham. Investor mulai kembali melirik reksadana indeks di kuartal kedua 2024.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2024, dana kelolaan reksadana indeks sebesar Rp 11,21 triliun, naik sekitar 5,57% secara bulanan. Dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) reksadana indeks di akhir kuartal kedua ini juga terlihat sudah berbalik menguat alias rebound 14,28% dibandingkan Rp 9,8 triliun pada akhir kuartal pertama 2024.
Head of Equity PT BNP Paribas Asset Management, Amica Darmawan menilai, peningkatan AUM reksadana indeks baru-baru ini didorong oleh minat investor untuk berinvestasi di pasar saham Indonesia. Hal itu karena valuasi saham saat ini dipandang menarik dan investor menginginkan transparansi konstituen yang lebih baik.
“Oleh karena itu, hal ini mungkin menjadi alasan mengapa AUM reksadana indeks tumbuh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan indeks,” jelas Amica kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Baca Juga: Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Diprediksi Makin Mantap di Semester II-2024
Amica mengatakan, berbeda dengan reksadana konvensional yang tujuannya mengalahkan benchmark atau indeks acuannya, reksadana indeks justru bertujuan menghasilkan kinerja yang menyerupai benchmark-nya. Oleh karena itu, BNP Paribas menggunakan strategi full replication supaya dapat menghasilkan kinerja yang sedekat mungkin dengan kinerja indeks.
Asal tahu saja, cara menilai keberhasilan reksadana indeks biasanya dengan melihat selisih kinerja produk dan acuannya. Selisih ini disebut juga tracking error. Selisih yang kecil, bahkan jika skornya nol, menandakan nilai performa reksadana tersebut sempurna karena berhasil menyamai acuannya.
Adapun dalam tiga bulan terakhir, kinerja produk reksdana BNP Paribas bergerak turun seiring dengan penurunan indeks yang menjadi benchmark atau acuan. Namun BNP Paribas berupaya agar penurunan kinerja reksadana tersebut tidak sedalam penurunan yang terjadi dalam benchmark dikarenakan adanya penerimaan dividen.
Baca Juga: Simak Strategi Menyusun Portofolio Investasi di Era Penurunan Suku Bunga
Namun demikian, Amica berujar, periode kuartal kedua disebutkan mengalami lebih banyak arus masuk karena valuasi yang dipandang lebih menarik. Hingga Juni 2024, BNP Paribas juga masih memegang market share terbesar (berdasarkan AUM) di reksadana indeks, yaitu lebih dari 40% melalui 5 reksadana yang dikelola.
“Reksadana indeks menawarkan cara sederhana untuk mendapatkan eksposur terhadap portofolio yang luas dan terdiversifikasi dengan biaya yang relatif lebih rendah,” pungkas Amica.
Salah satu produk reksadana indeks kelolaan BNP Paribas yakni Reksa Dana Indeks BNP Paribas Sri Kehati yang berinvestasi pada efek seperti BBCA, BMRI, hingga TLKM. Per akhir Juni 2024, kinerja BNP Paribas Sri Kehati terpantau turun 7,13% YtD dan naik 4,48% MoM, daripada acuannya indeks Sri Kehati yang turun 9,89% YtD dan naik 4,58% MoM.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 2,88% secara year to date (YtD), namun bergerak naik 1,33% Month on Month (MoM) per 28 Juni 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News